Waspada, Rasa Terlalu Nyaman Timbulkan Obrolan yang Picu Perselisihan

Kedekatan hubungan dengan sesama sering kali membuat kita merasa terlalu nyaman dalam berkomunikasi. Tidak jarang, hal tersebut justru mampu menggiring obrolan yang bahkan sama sekali tidak diperlukan. Basa basi bisa jadi hanya sekedar awal permulaan. Sayangnya, terlalu nikmat dalam mengolah kalimat membuat kebanyakan di antara kita terlarut dalam perkataan-perkataan yang tidak mendatangkan manfaat.

Senda gurau semata mungkin merupakan tujuan utama. Namun, kata-kata yang tak lebih dulu diolah nyatanya menjadi alasan dari munculnya kesalah-pahaman antar sesama. Terkait hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejatinya telah sangat sering memperingatkan umatnya untuk dapat berhati-hati dalam berkomunikasi. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, yang berkata bahwasanya bahwa Rasulullah pernah bersabda,

Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam Neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat

Hadist di atas menjelaskan tentang bahaya bicara sembarangan tanpa memikirkan dampak ke depan. Tepat sekali, perkataan yang diucapkan tanpa memikirkan terlebih dahulu perasaan dari mereka yang mendengarkan nyatanya mampu menjadi alasan utama mengapa seseorang dapat dengan mudah terjerumus dalam Neraka. Bukan tanpa alasan, pasalnya perkataan yang tidak berada pada tempatnya berpeluang memunculkan perselisihan antar sesama.

Hal ini bahkan dapat menghasilkan dampak yang semakin parah, terlebih lagi jika terjadi pada mereka yang tak mampu mengontrol emosi. Ketersinggungan akibat obrolan yang sembarangan memungkinkan terjadinya jotos-jotosan. Jika kondisi ini telah terlanjur terjadi, tentu saja akan sangat sulit untuk menemukan titik terang. Saling salah menyalahkan adalah dampak pertama yang muncul. Selanjutnya, perselisihan dapat mulai terjadi akibat merasa disakiti. Pada akhirnya, putusnya tali silaturahmi adalah hal yang paling akhir terjadi.

Maka dari itu, berbicara sembarang memang sangat dilarang. Umat Islam dianjurkan untuk hanya dapat mengucapkan hal-hal yang bermanfaat saja. Bahkan, jika kita tidak mampu berkata yang baik sangat disarankan untuk diam. Sejatinya hal tersebut termasuk dalam perkara ringan yang mendatangkan balasan luar biasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demi silaturahmi yang senantiasa terjaga, lisan yang terkontrol sebaiknya menjadi salah satu nikmat yang patut kita syukuri setiap saat.