3 Tips Sederhana Memperkaya Amalan Utama

Anjuran memperbanyak amalan saleh sering kali kita dengar dari berbagai ulama. Hal serupa juga menjadi perkara yang telah lebih dulu diserukan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Sayangnya, banyak yang salah kaprah terkait hal ini. Memperkaya amalan saleh sering dianggap sebagai tindakan bersedekah yang membutuhkan materi untuk dikeluarkan.

Pada kenyataannya, berbuat amal tidak melulu berkaitan dengan harta. Amal adalah perbuatan baik yang kita lakukan semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendatangkan manfaat baik untuk diri sendiri mau pun orang lain. Maka dari itu, hendaknya kita tidak perlu merasa terbebani dengan anjuran memperkaya amalan saleh. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu ia berkata,

“Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama, maka beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu”” (HR. Ahmad)

Hadist di atas menjelaskan tentang 3 amalan ringan yang terbilang utama. Rasulullah berpesan pada umatnya bahwa amalan-amalan tersebut dapat kita lakukan sehari-hari bersama dengan orang-orang saleh lainnya. Amalan pertama yang bisa kita lakukan adalah menyambung tali silaturahmi. Perselisihan dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja bisa terjadi.

Namun, bagi mereka yang mampu berlapang dada dan merelakan perselisihan dengan menjadi pihak pertama yang menyambung kembali silaturahmi termasuk dalam amalan yang utama. Bukan tanpa alasan, pasalnya menyambung silaturahmi adalah perkaran yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pahala besar karena mampu menciptakan kerukunan antar sesama.

Sementara itu, amalan utama yang kedua adalah memberi pada pihak yang tidak memberi. Hal ini dapat dilakukan baik pada mereka yang tergolong kaum dhuafa maupun pihak yang memang terbilang kikir dalam perkara berbagi. Memberi pada kaum dhuafa bermanfaat untuk membantu kesulitan hidup yang mereka rasakan. Sementara, melakukannya pada mereka yang memang kikir mampu membuka pintu hati mereka untuk memahami arti dan manfaat berbagi pada sesama.

Amalan terakhir dan tidak kalah utamanya adalah berpaling dari orang yang berbuat zalim. Mungkin saja, bukan kali pertama bagi kita untuk berusaha membina hubungan dengan mereka yang tergolong sewenang-wenang. Upaya tersebut telah kita lakukan dengan tujuan agar mereka dapat segera tersadar dari sikap zalim yang telah berakar. Namun, jika usaha yang kita lakukan belum juga mampu membuat mereka berubah, Rasulullah menganjurkan untuk dapat menghindari mereka.

Tujuannya, tentu saja bukan untuk memutus tali silaturahmi antar sesama. Menghindari diri dari orang-orang zalim bertujuan agar kita tidak terpancing untuk melakukan hal serupa. Tidak hanya itu, upaya ini juga dilakukan agar perselisihan tidak mudah timbul yang tentu saja mampu membuat hubungan menjadi semakin retak. Maka dari itu, memalingkan diri dari orang yang gemar berbuat sewwenang-wenang termasuk dalam amalan utama yang sangat dianjurkan.