Kehidupan dunia sejatinya merupakan pusat dari segala kenikmatan. Bagaimana tidak? Bagi manusia, segala hal yang ada di dunia seolah memberikan daya tarik tersendiri. Harta, takhta, jabatan, wanita, kekuasaan seluruhnya merupakan perkara-perkara yang amat besar godaannya bagi umat manusia. Meski sejatinya manusia membutuhkan hal tersebut untuk bertahan hidup di muka bumi, namun sering kali sebagian besar dari kita justru tenggelam dalam kenikmatan semata. Bahkan, sejatinya ada hal yang harus lebih diperhatikan. Ya, hal tersebut adalah ketika kita telah terserang oleh godaan yang diistilahkan dengan sebutan Thagut.
Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl: 36)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah kepada umat manusia untuk senantiasa mengimani Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perintah tersebut diturunkan-Nya melalui seorang rasul. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah sekaligus rahmat bagi alam semesta. Beliaulah yang membawa perintah shalat kepada umat Islam. Shalat sendiri menjadi satu-satunya ibadah fardu yang pertama kali dihisab. Jika shalat seseorang sempurna maka sempurna pula pahalanya. Sebaliknya, jika shalatnya dinilai kurang maka kelak Allah Ta’ala akan mempertimbangkan ibadah sunah yang dilakukan hamba-Nya untuk menyempurnakan pahala shalatnya.
Tak sekedar sampai di situ, umat Islam juga diperintahkan untuk menjauhi Thagut. Thagut sendiri adalah segala hal yang dapat memalingkan seseorang dari kebenaran, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Thagut dapat berupa godaan berbuat maksiat yang melampaui batas, sesuatu atau benda yang dijadikan sesembahan, hingga kekuasaan dan keberlimpahan harta yang membuat seseorang menjadi lupa kepada Allah. Seluruh jenis hal tersebut termasuk dalam kategori Thagut. Bagi orang-orang yang berusaha meninggalkan perkara tersebut maka Allah Ta’ala akan memberikan tuntunan. Sebaliknya, bagi mereka yang enggan maka mereka akan selalu dalam kesesatan. Naudzubilah min zalik.