Waspada, Ini Tanggapan Allah pada Pihak yang Memelihara Dendam Kesumat

Hubungan yang kita jalin bersama orang lain mungkin saja tidak selalu berjalan lancar. Bukan tanpa sebab, pasalnya beragam keadaan dapat terjadi. Ada kalanya saat di mana kita dapat berbahagia bersama. Namun, ada pula kemungkinan terjadinya perselisihan akibat kesalah-pahaman. Bagi mereka yang mungkin mampu merelakan, pertengkaran mungkin dapat dengan segera disudahkan. Sayangnya, bagi mereka yang memiliki rasa sakit hati teramat dalam, dendam kesumat mungkin tak dapat terelakkan.

Meski pun begitu, umat Islam dianjurkan untuk dapat membuka hati terhadap kemungkinan perdamaian. Maka dari itu, dendam yang terpendam dalam hati harus segera diselesaikan. Bukan tanpa sebab, pasalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci hamba-Nya yang gemar menyimpan dendam kesumat. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).” (HR. Muslim)

Rasulullah begitu mencintai umatnya. Maka, dalam upaya berdakwah beliau selalu mengingatkan kebaikan untuk dapat menjadi bagian dari kehidupan umat Islam. Menyimpan dendam kesumat bukanlah contoh dalam hal tersebut. Pasalnya, dendam adalah bukti nyata adanya perasaan membara dalam hati yang mampu menjadi penyebab utama putusnya hubungan tali silaturahmi dengan sesama. Bahkan Allah Ta’ala membenci mereka yang berlarut-larut memendam masalah.

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk dapat senantiasa memelihara keadaan hati yang lapang. Bukan tanpa alasan, pasalnya kelapangan hati mampu menjadi sumber dari setiap kebaikan perilaku. Hati yang lapang juga akan dengan mudah memaafkan sesama. Ia dapat membuka peluang bagi orang lain untuk membina kembali hubungan yang telah renggang. Begitulah sejatinya hal yang patut dilakukan oleh umat Islam kala menghadapi perselisihan. Hendaknya kesalahpahaman mampu menjadi hal yang dapat membuat hubungan semakin erat.