Tentu saja bukanlah sebuah pemandangan baru jika majelis taklim sering kali dipenuhi oleh para jamaah. Bagaimana tidak? Bagi mereka yang memahami pentingnya majelis akan selalu memastikan bahwa acara keagamaan tersebut dapat tetap berlangsung. Hal tersebut tentu saja dikarenakan akan ada banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dari para alim ulama yang menjadi pembicara.
Ya, majelis taklim adalah sebaik-baiknya tempat bagi umat Islam untuk menuntut ilmu. Maka dari itu, banyak di antara kita yang berharap dapat selalu bertemu dengan para alim ulama sebagai sumber ilmu terpercaya. Bukan tanpa alasan, pasalnya ada maksud tertentu di balik keadaan di mana kita menemukan begitu cepatnya seorang ulama wafat dan menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan cara mencabutnya langsung dari manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga ketika Dia tidak meninggalkan seorang alim (di muka bumi) maka manusia menjadikan orang-orang jahil sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, maka mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Tirmidzi no. 2576)
Hadist di atas menjelaskan maksud utama ketika Allah mewafatkan para ulama di muka bumi ini. Tepat sekali, tujuannya adalah untuk membinasakan ilmu. Ketika tidak ada ulama di muka bumi ini tentu saja umat Islam akan kehilangan arah dan tujuan. Tidak ada lagi orang-orang yang akan mengingatkan serta menuntun kita semua pada jalan yang tepat. Hilangnya ilmu juga dapat melahirkan sosok-sosok jahil yang mengaku pemimpin.
Mereka sering kali memimpin tanpa sedikit pun ilmu. Kesesatan dan menyesatkan adalah tujuan mereka. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memeroleh kebenaran dari para alim ulama. Selama mereka diberkahi umur yang panjang oleh Allah Ta’ala, manfaatkan kesempatan tersebut untuk menimba ilmu yang mereka miliki dengan senantiasa menjaga silaturahmi dengan alim ulama.