Sebagai manusia dan hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentu kita selalu berharap agar dapat menjalani kehidupan yang jauh dari rintangan dan kejahatan orang lain. Namun, perlu kita ketahui bahwa sejatinya hidup memang merupakan tempat untuk belajar menerima duka sekaligus mensyukuri suka yang Allah karuniakan. Maka dari itu, berlapang dada atas setiap hal yang Allah Ta’ala tetapkan adalah suatu kewajiban.
Sayangnya, tidak ada yang dapat memprediksi perilaku orang lain terhadap kita. Baik tidaknya hanya mereka yang berhak mengaturnya. Namun, berbesar hatilah jika dalam kehidupan kita haru menerima perbuatan zhalim dari orang lain. Bukan tanpa alasan, kelapangan hati kita tentu akan menuntun pada perhatian dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah mengapa, doa dari orang yang merasa dizhalimi menjadi salah satu yang pasti dikabulkan oleh Allah.
Sebagaimana dalam suatu hadist, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang dizalimi. Sesungguhnya doa itu akan naik ke langit amat pantas seumpama api marak ke udara.” (HR. Hakim)
Melalui hadist di atas, Rasulullah memperingatkan umatnya untuk tidak semena-mena pada orang lain. Perbuatan zhalim sejatinya merupakan alasan bagi Allah untuk mengabulkan doa dari mereka yang merasa tersakiti. Hal ini sejatinya harus menjadi penahan bagi kita untuk bisa menjaga sikap yang menyakiti perasaan orang lain. Sebaliknya, bagi yang terzhalimi, hendaknya mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk memohon kesabaran dan ketentraman hati pada Allah Ta’ala.
Selain sebagai upaya untuk memohon ampun pada Allah, berdoa saat merasa terzhalimi juga seharusnya menjadi kesempatan emas untuk turut serta menjaga diri agar tidak menjadi pribadi serupa. Kita telah merasakan sakit yang begitu dalam akibat perbuatan orang lain. Hendaknya, doa yang kita panjatkan haruslah mampu menjadi alasan bagi kita untuk tidak juga memperlakukan orang lain dengan cara yant semena-mena.