Doa adalah bentuk permohonan pribadi seorang hamba pada Rabb-nya. Maka dari itu, keinginan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat mengabulkan seluruh doa yang kita utarakan tentu sangatlah besar. Sejatinya, ada banyak waktu yang disediakan oleh Allah sebagai momen paling tepat untuk memanjatkan doa. Waktu tersebut bahkan dapat membuka peluang terkabulnya harapan jadi semakin besar.
Selain di sepertiga malam terakhir dan seusai melaksanakan sholat fardhu, ada waktu utama bagi orang yang berpuasa untuk memanjatkan doa. Tepat sekali, harapan yang diutarakan oleh orang yang berpuasa saat ia sahur dan berbuka juga pasti didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terdhalimi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban)
Hadist diatas menjelaskan tentang tiga doa yang tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain doa dari seorang pemimpin yang adil dan orang yang terzhalimi, harapannya orang yang berbuka puasa termasuk dalam kategori doa yang pasti akan dikabulkan. Bukan tanpa sebab, pasalnya orang yang berpuasa telah rela untuk menahan setiap godaan yang ia terima termasuk juga godaan dalam hal maksiat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala begitu mencintai hamba-Nya yang sekuat tenaga menghindari hal – hal terlarang. Maka dari itu, sebagai buah dari keteguhan hati orang yang berpuasa Allah berjanji untuk tidak menolak harapan hamba-Nya tersebut. Ini sejatinya momen yang tepat bagi kita untuk bisa selalu memanjatkan doa pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak hanya itu, hal tersebut juga sejatinya mampu membuka peluang bagi kita untuk lebih sering mengamalkan ibadah puasa sunnah.