Mendapatkan kabar gembira adalah bagian dari rejeki yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan pada hamba-Nya. Ya, nilai serupa juga berlaku untuk segala perkara baik yang kita saksikan dan mendatangkan kegembiraan. Maka dari itu, sangat dianjurkan bagi kita untuk dapat tetap menysukurinya sebagaimana kita menerima rejeki berupa materi. Bukan tanpa sebab, pasalnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pun melakukan hal yang sama tatkala beliau merasakan perasaan senang.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan ‘Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmus shaalihat. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan ‘Alhamdulillahi ‘ala kulli haal.” (HR Ibnu Majah no. 3803)
Hadist di atas berisikan tentang ucapan syukur yang dihaturkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pada Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap kali beliau merasakan nikmat dari-Nya. Tepat sekali, meskipun telah memiliki gelar satu-satunya utusan Allah, Rasulullah tetap tidak pernah lupa sekaligus berhenti bersyukur. Ucapan ‘Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmus shaalihat’ adalah dzikir yang senantiasa ia panjatkan dan memiliki arti yang begitu istimewa sebagai berikut,
“Segala puji bagi Allah Yang dengan nikmat-Nya, maka perkara-perkara yang baik (amalan saleh) menjadi sempurna.” (HR Ibnu Majah, Abu Dawud)
Bagi umat Islam, merupakan kewajiban tersendiri untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang Allah karuniakan. Hal tersebut sejatinya juga merupakan kunci agar Allah Subhanahu wa Ta’ala meluaskan lagi menambah rejekinya. Jika Rasulullah yang begitu agung saja masih ingat bersyukur bagaimana kita yang hanya hamba biasa bisa begitu sombong dan melupakan kebaikan Allah? Manfaatkanlah dzikir ini untuk meneladani kebiasaan junjungan besar kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.