Berbuat kebaikan sering kali menjadi hal yang sangat dianjurkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya kebaikan merupakan bagian dari sedekah sehingga pahala yang diterima setara dengan melakukan sedekah. Sayangnya, hikmah berbuat baik sering kali hanya diutamakan pada sesama mahluk saja. Pada kenyataannya, berbuat baik yang lebih utama adalah ditujukan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam Al – Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (ihsan).” (QS. An-Nahl: 128)
Ayat di atas sesuai dengan Tafsir As-Sa’di memiliki hikmah bahwa Allah selalu mengutamakan orang – orang yang bertakwa lagi muhsin. Muhsin merujuk pada orang yang gemar berbuat kebaikan dengan cara menjauhkan diri dari kekafiran dan maksiat. Dalam beribadah mereka juga berbuat kebaikan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara menanamkan perasaan seolah – olah Allah menyaksikannya. Jika perasaan tersebut belum cukup tumbuh maka setidaknya orang yang bertakwa lagi muhsin tersebut selalu ingat bahwa Allah Maha Melihat.
Bagi orang – orang yang dalam hatinya tertanam perasaan tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji akan selalu ada pada setiap keadaan apa pun yang dialami mereka. Allah akan memberikan pertolongan, taufik, dan juga petunjuk sehingga mereka selalu hidup pada jalan yang benar. Inilah yang sejatinya merupakan karunia terbesar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk senantiasa berbuat baik pada Allah agar hidup yang kita jalani termasuk dalam jaminan- Nya.