Berdakwah dengan tujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam dalah salah satu tugas yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada utusan – utusan pilihannya. Hal tersebut sejatinya bukanlah suatu perkara yang mudah karena dalam perjalanan berdakwah para nabi dan rasul kerap menerima cobaan. Maka dari itu dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi dalam upaya melakukannya terutama oleh nabi dan rasul Ulul Azmi. Salah satu utusan Allah yang dikaruniakan ketabahan luar bisa adalah Nabi Isa A.S.
Isa lahir dari rahim Maryam, orang tua tunggal atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kelahiran Nabi Isa A.S yang tanpa disertai seorang ayah membuat warga sekitar lingkungan tempatnya hidup, kaum bani israil bergunjing tentang ibunya. Maryam dituduh berzina. Namun Allah Yang Maha Segalanya memudahkan beliau dalam merawat Isa bayi. Demi membersihkan tudingan yang mengacu pada Maryam, Allah menurunkan mukjizat pada Nabi Isa A.S yaitu dapat berbicara saat masih bayi. Berkata Isa,
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,”. (QS. Maryam ayat 30)
Hadirnya mukjizat tersebut hendaknya menjadi alasan bagi kaum bani israil untuk mengimani keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sayangnya, mereka tetap menolak hingga Allah akhirnya mengangkat Nabi Isa A.S sebagai nabi pada usia 30 tahun. Sejak saat itu, Isa gencar menjalani tugasnya dan terus mendakwahkan ajaran – ajaran agama Allah. Ia juga memiliki pengikut yang bernama kaum Hawariyyun. Namun, kaum bani israil terus mencaci maki dan menghina Nabi Isa A.S.
Puncaknya terjadi saat ada salah seorang pengikutnya yang berkhianat, dikenal dengan nama Yudas. Isa yang tetap tabah dan sabar dalam berdakwah harus menghadapi cobaan lainnya. Kaum bani israil bersama Yudas berencana untuk menangkap dan membuhun Nabi Isa A.S dengan cara disalib. Di saat yang sama, Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong Isa sebagaimana Allah berfirman dalam Al – Qur’an yang berbunyi:
“Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’: 157-159)
Ayat di atas menjelaskan tentang kekuasaan Allah atas hal yang menimpa Nabi Isa A.S. Tepat sekali, saat akan dibunuh oleh kaum bani israil, Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong Isa dengan cara menyamarkan dan menukar keberadaannya dengan Yudas yang kala itu dibuat menyerupai sosok Nabi Isa A.S. Maka, yang terbunuh bukanlah Isa melainkan Yudas. Nabi Isa A.S di saat tersebut dilindungi oleh Allah dengan cara diangkat ke tempat yang aman. Kelak saat hari Kiamat tiba, Isa akan menjadi saksi serta pembela umat Islam.