Pentingnya Memerhatikan Lisan saat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan dihadirkan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ladang bagi umat Islam untuk berlomba-lomba memburu pahala. Ibadah wajib atau pun sunnah, keduanya berpeluang menjadi sebab datangnya ganjaran baik tersebut. Puasa adalah salah satu di antara banyak ibadah wajib yang menjanjikan pahala luar biasa. Orang-orang yang berpuasa atas dasar keimanan pada Allah akan memeroleh ampunan dari segala macam dosa-dosa di masa lampau.

Namun, hendaknya kita perlu memerhatikan beberapa hal yang dapat memengaruhi pahala puasa. Bukan tanpa alasan, pasalnya tingkah polah atau pun lisan yang tak terjaga bisa saja menjadi alasan mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala tak sedikit pun memandang ibadah puasa yang kita jalankan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwadanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).” (HR. Bukhari)

Hadist di atas menjelaskan tentang sebab mengapa Allah dapat menolak ibadah puasa yang kita jalankan. Salah satu alasan utamanya adalah diri kita yang tak mampu mengendalikan lisan. Ibadah puasa sejatinya merupakan perisai bagi diri kita dari segala macam perbuatan buruk. Dengan berpuasa artinya kita telah terlindungi dari perbuatan sia-sia tersebut. Namun, keutamaan ini hanya akan didapatkan oleh mereka yang tulus ikhlas menjalankannya untuk mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Puasa yang dijalankan tanpa memerhatikan hal tersebut dapat menjadi sebab utama mengapa kita merugi. Bagaimana tidak? Lisan yang hanya dimanfaatkan untuk berdusta atau menyakiti perasaan orang lain dapat jadi sebab datangnya perselisihan antar sesama. Dampak inilah yang tidak diharapkan terjadi. Perselisihan bukanlah hal yang dianjurkan oleh Rasulullah. Maka dari itu, siapa saja yang menjalankan ibadah puasa harus berusaha untuk dapat menahan lisan dari perkataan sia-sia. Tujuannya, agar puasa yang dijalankan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.