Shalat dan Zakat Bukti Keimanan Seseorang

Zakat termasuk dalam rukun Islam. Hal ini menandakan bahwa kewajiban tersebut adalah landasan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang yang mengaku mengimani Allah hendaknya tidak meninggalkan ibadah yang satu ini. Begitu pentingnya zakat hingga kewajibannya disetarakan dan selalu diiringi dengan ibadah shalat. Sebagaimana tertulis di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al Baqarah: 43)

Ayat di atas mengandung perintah Allah bagi hamba-Nya untuk senantiasa mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Kedua kewajiban tersebut selalu hadir secara berdampingan. Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan salat dan menunaikan zakat, mereka dapat pahala di sisi Tuhannnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al Baqarah: 277)

Ke dua ayat di atas meski berbeda kalimat namun memiliki makna yang tak jauh berbeda. Allah menggambarkan keimanan seseorang dengan cara mengerjakan amalan saleh. Tidak hanya itu, mereka yang beriman adalah yang senantiasa mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Orang-orang yang melengkapi diri mereka dengan dua kewajiban ini akan selalu menjadi manusia yang jauh dari kekhawatiran lagi tidak murah bersedih hati.

Hal tersebut terjadi lantaran shalat dan zakat adalah bukti dari adanya keyakinan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tatkala diri dan hati ini yakin pada Allah, maka umat manusia tidak akan pernah merasa sedih hati karena telah menggantungkan diri mereka hanya pada Allah. Apa pun ketetapan yang Allah Ta’ala berikan diyakini sebagai keputusan yang terbaik. Hal tersebut dapat terjadi lantaran mereka meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui. Begitulah sejatinya fungsi shalat dan zakat.