Kecintaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sering kali dinilai melalui rangkaian ibadah yang dilakukan seseorang. Baik yang wajib mau pun yang sunnah, jenis-jenis ibadah tersebut sering kali dipergunakan sebagai tolak ukur kecintaan seseorang pada Allah. Kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menilai ibadah seseorang sebagai bukti perasaan mulian tersebut. Bukan tanpa alasan, ibadah terutama yang wajib merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi hamba kepada Rabb-nya. Sementara perasaan cinta pada Allah hanya dapat terlihat dari sifat dan kebiasaan yang dilakukan orang tersebut.
Hal ini sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku, niscaya Allâh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allâh dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allâh tidak menyukai orang-orang kafir”. [Ali Imran/3:31-32]
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah untuk mematuhi kewajiban-Nya sekaligus menjauhi larangan-Nya sebagai bentuk dari kecintaan terhadap diri-Nya. Tak hanya itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan bahwa bentuk kecintaan terhadap diri-Nya juga sepatutnya dilakukan dengan senantiasa mengikuti kehidupan, sifat, dan juga kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan tanpa sebab, pasalnya Nabi Muhammah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rasul Allah yang mana beliau juga merupakan utusan Allah.
Maka dari itu, sebagai bukti kecintaan terhadap diri-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa mencintai Rasulullah. Tidak hanya itu, kita juga dianjurkan untuk dapat memelihara kebiasaan dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Umat Islam juga sebaiknya dapat mengikuti seluruh pentunjuk dan sabda Rasulullah yang terpelihara dalam hadist-hadist. Hendaknya hadist-hadist tersebut juga dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan setelah Kitab Suci Al-Qur’an. Dengan senantiasa memelihara kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menandakan bahwa kita telah taat kepada Allah.