Mengenal Kriteria Manusia yang Paling Dicintai Allah Ta’ala

Mencari nafkah adalah salah satu perkara yang mencerminkan manfaat diri seseorang. Bukan tanpa alasan, melalui hal tersebut akan didapatkan hasil yang paling tidak dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi. Namun, perjalanan dalam hal ini kerap kali tidak mudah dilakukan. Ada beberapa yang bisa cepat menghasilkan namun ada pula yang memakan waktu lebih lama dari yang ditargetkan. Meski pun demikian, kesibukan diri kita dalam memenuhi kebutuhan hendaknya tidak menghalangi kita dari peluang untuk memperkaya manfaat diri terhadap orang lain.

Bukan tanpa sebab, pasalnya ada keutamaan yang bisa didapatkan dari hal ini. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda,

Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani)

Manfaat diri adalah sebaik-baiknya cara yang bisa dilakukan untuk memeroleh kebaikan. Bahkan, langkah sederhana yang bisa kita terapkan untuk mencapainya adalah dengan meminimalisir kesulitan pada orang lain dengan senantiasa memastikan diri kita tidak menyusahkan mereka. Namun, sejatinya ada hal yang lebih utama apa bila kita ingin menggali manfaat dalam diri kita. Menurut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kriteria dari manusia yang paling Dia cintai. Salah satu di antaranya adalah manusia yang paling kaya manfaat bagi orang lain di sekitarnya.

Secara umum, ‘paling bermanfaat’ yang dimaksud Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentu saja berkaitan dengan fungsi diri kita terhadap orang lain. Hal ini pada dasarnya adalah tentang kemampuan untuk menolong sesama. Bukan tanpa alasan, pasalnya dalam setiap aksi pertolongan akan ada manfaat yang bisa disalurkan. Tentu saja ada banyak variasi dari perkara menolong sesama. Segalanya disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Namun, dalam ajaran Islam kita tentu sudah sering mendengar dan memahami bahwa segala tindakan baik yang ditujukan untuk meringankan beban orang lain dianggap sebagai bentuk aktivitas sedekah.

Semakin banyak manfaat yang kita salurkan kepada sesama, semakin besar pula pahala sedekah kita. Sayangnya, tak banyak yang memahami bahwa kekayaan manfaat diri menjadi sebab utama datangnya kecintaan Allah Ta’ala pada diri kita. Hal ini membuat kebanyakan manusia enggan meluangkan waktu untuk peduli pada orang lain. Pada kenyataannya, orang-orang yang paling bermanfaat bagi orang lain adalah manusia yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak perlu dengan harta, manfaat diri kita juga bisa disalurkan dalam bentuk bantuan tenaga, saran dan kepedulian, hingga sedikit waktu luang untuk menjenguk kawan.