al-Qur’an sejatinya merupakan pedoman terbaik yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hamba-Nya melalui utusan-Nya. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi satu-satunya utusan yang dimuliakan Allah sekaligus rahmat bagi alam semesta. Beliau telah dirancang oleh Allah Ta’ala sebagai suri tauladan terbaik bagi umat Islam. Maka dari itu, segala macam hal dan kebiasaan yang beliau lakukan hendaknya juga dapat menjadi kebiasaan yang dilakukan umat-Nya. Kita mengenalnya dengan sebutan as-sunnah.
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata,
“Sunnah adalah jalan yang dilewati, dan hal itu mencakup berpegang teguh dengan petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafaur Rasyidin, yang berupa keyakinan, amal perbuatan, dan perkataan. Inilah Sunnah yang sempurna.” (Jami’ul-‘Ulum wal-Hikam)
Mengikuti as-sunnah adalah anjuran terbaik bagi umat Islam. Hal ini memiliki makna bahwa kita hanya bersandar atau berpegang teguh pada segala hal yang dilakukan oleh Rasulullah, suri tauladan umat Islam, mulai dari keyakinan, perilaku, perbuatan, perkataan, hingga kebiasaan. Mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki arti bahwa kita telah mengikuti ajaran Qur’an. Tidak hanya itu, menjalankan sunnah beliau sejatinya juga tanda atau bukti ketaatan dan kecintaan kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman,
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku, niscaya Allâh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allâh dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allâh tidak menyukai orang-orang kafir”. [Ali Imran/3:31-32]
Ayat di atas menerangkan tentang perintah utama dalam mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengasihi dan mengampuni siapa saja yang berusaha menerapkan syariat agama. Bukanlah merupakan bagian dari umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka yang mengaku hamba Allah namun tidak sesuai dengan ajaran yang disampaikan beliau. Sungguh, setiap amalan yang dilakukan tanpa dasar ajaran Rasulullah akan tertolak sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunan kami padanya, maka amalan itu tertolak.” (HR Muslim, no. 1718)