Memuji menjadi salah satu cara yang sering dilakukan manusia untuk menunjukkan dan menghargai kekaguman terhadap manusia lain. Pujian sendiri dapat datang dengan beragam cara. Ada yang disampaikan melalui kata-kata, ada pula yang dilakukan melalui sebuah penghargaan. Namun, maksud dan tujuan dari sebuah pujian pun sejatinya tak dapat kita ketahui dengan pasti. Ada yang benar-benar menyampaikan kekaguman. Ada pula yang sejatinya hanya berusaha menyindir saja.
Datangnya pujian memang memiliki tujuan yang beraneka ragam. Namun, pujian yang disampaikan kepada orang-orang salih yang gemar melakukan amal kebaikan sejatinya memiliki maksud yang sangat utama. Dari Abu Dzar dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya,’Bagaimana menurut anda tentang seseorang yang beramal kebaikan lalu orang-orang pun memuji kepadanya? ‘ Beliau menjawab,
“Itulah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang Mukmin.” (HR. Muslim no. 4780)
Rasulullah begitu menghargai orang-orang yang melakukan amal kebaikan. Menurut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, merupakan suatu kabar gembira bagi mereka yang menerima pujian atas kekayaan amal salih yang dilakukannya. Hendaknya hal ini dapat menjadi alasan bagi mereka untuk tetap menjaga setiap kebiasaan baik yang dilakukannya. Bukan tanpa alasan, pasalnya pujian kerap kali membutakan mata hati yang menerimanya.
Tidak jarang, mereka yang menerima pujian bisa menyalahartikan hal tersebut dengan justru merasa paling benar. Maka dari itu, hendaknya umat Islam tidak terlalu terlena saat mendengar pujian datang kepadanya. Sebaliknya, tetaplah waspada meski Rasulullah berpesan bahwa hal tersebut adalah kabar gembira. Salah satu cara untuk dapat membuat sebuah pujian tetap menjadi kabar gembira bagi kita adalah dengan menjaga seluruh amal kebaikan yang kita lakukan.