Menyambut bulan suci Ramadhan akan membuat kita menyisihkan banyak waktu untuk menjalankan berbagai aktifitas keagamaan. Puasa adalah salah satu di antara aktifitas tersebut. Ibadah ini termasuk dalam perkara wajib yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan pada setiap hamba-Nya untuk dapat dilakukan di bulan Ramadhan yang mulia. Namun, menjalankan puasa agar dapat mendatangkan manfaat dan pahala, dibutuhkan etika yang tepat.
Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Puasa itu adalah perisai, maka apabila seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, janganlah dia berkata rafats (kotor) dan jangan pula bertingkah laku jahil (seperti mengejek, atau bertengkar sambil berteriak). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan “Aku orang yang sedang puasa, Aku orang yang sedang puasa”. (HR. Bukhori dan Abu Dawud)
Hadist di atas menjelaskan tentang fungsi utama ibadah puasa. Ya, Rasulullah berpesan pada umatnya bahwa puasa sejatinya merupakan perisai. Perisai yang dimaksud adalah pelindung diri dari hal-hal yang keji. Maka sebaik-baiknya orang yang menjalankan ibadah puasa hendaknya ia berupaya untuk dapat menahan diri dari setiap perbuatan yang mampu memunculkan amarah seperti berkata kotor, berperilaku jahil, hingga bertengkar sampai mengeluarkan nada tinggi.
Sebaliknya, jika ada orang lain yang justru dengan sengaja berperilaku yang memunculkan perselisihan hendaknya ia menjelaskan secara baik-baik bahwa saat ini dirinya tengah berpuasa. Hal ini dilakukan sejatinya bukan untuk memamerkan ibadah yang tengah dilakukan. Sebaliknya, menjelaskan kondisi diri yang tengah berpuasa dapat membantu kita untuk menekan amarah dan menjauhkan diri dari sebab perselisihan yang mungkin saja dapat terjadi.