Kepala keluarga sering kali dipandang sebagai pihak yang mencari sekaligus memberikan nafkah. Hal ini sudah menjadi konsep yang secara turun temurun dipercaya kebanyakan dari kita. Meski pun begitu, hendaknya memberi nafkah pada keluarga tidaklah dianggap sebagai sebuah kewajiban saja. Perbuatan baik ini jika disertai dengan niat untuk mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala diyakini mampu menarik pahala yang besar.
Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari no. 56)
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari seseorang yang mencari nafkah dengan niat ikhlas karena Allah. Mereka kelak akan mendapatkan ganjaran berupa pahala yang besar sekaligus hadiah melihat keindahan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala di Hari Kiamat nanti. Oleh karena itu, mencari nafkah hendaknya tak dianggap sebagai sebuah kewajiban saja. Di dalamnya mengandung makna yang luar biasa terutama jika dari hal tersebut terpenuhi kebutuhan keluarga kita. Allah tentu akan menggantinya dengan pahala berlipat – ganda.