Keutamaan Memelihara Keimanan Hingga Akhir Hayat

Menjadi bagian dari umat Islam mungkin saja bukanlah suatu pilihan bagi kebanyakan orang. Status Islam bisa didapatkan melalui garis keturunan orang tua. Sayangnya, keislaman ini belum tentu menjadikan seseorang hamba yang beriman terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan tanpa alasan, pasalnya iman tak hanya sekedar tentang keyakinan terhadap Allah saja tapi juga ketundukkan terhadap segala aturan syariat Islam.

Bagi mereka yang mampu memiliki kedua hal tersebut, tentu saja merupakan suatu kemuliaan tersendiri yang dapat melengkapi diri mereka. Bahkan, jika seorang umat Islam meninggalkan dunia dalam keadaan iman yang sempurna ini, maka ia seolah-olah terlahir kembali seperti seorang bayi tanpa dosa saat menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

Tiada suatu perumpamaan pun yang patut aku gambarkan mengenai keadaan seorang mukmin yang keluar dari dunia (meninggal) kecuali seperti seorang bayi yang keluar dari Rahim ibunya, yaitu dengan melalui jalan keluarnya dan dari kegelapan Rahim menuju ke dunia yang terang.” (HR. Imam Hakim).

Hamba Allah yang semasa hidupnya di dunia selalu menjaga keimanan dianggap memiliki keutamaan tersendiri yang terbilang mulia. Rasulullah memandang mereka seperti bayi yang baru saja keluar dari rahim ibunya. Ia terlahir tanpa dosa serta suci hati dan pikirannya. Hal ini lantaran Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni segala dosa-dosa yang ada pada dirinya. Entah dosa tersebut disengaja atau tidak, disadari atau tidak, Allah tetap mengampuni mereka.

Lantas, bagaimana caranya agar Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat berbuat demikian pada kita? Tepat sekali, jagalah keimanan dengan sebaik mungkin. Iman tak hanya sekedar meyakini keberadaan Allah saja tapi juga kesanggupan untuk patuh terhadap segala hal yang dilarang sekaligus diperintahkan. Kemampuan ini memang tak semua orang memilikinya. Namun, merupakan hal yang sangat utama untuk berupaya menjadi seorang mukmin yang senantiasa menyempurnakan keimanan dalam dirinya.