Pemahaman tentang pelaksanaan ibadah haji hingga saat ini masih sering melenceng. Sebagian besar umat Islam beranggapan bahwa ibadah tersebut hanya untuk mereka yang telah lanjut usia saja. Bahkan, masih ada yang meyakini bahwa diri mereka belum sepenuhnya diwajibkan berhaji. Tentu saja, keyakinan seperti ini harus ditinggalkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya ibadah haji adalah kewajiban atas setiap umat Islam yang tergolong mampu melaksanakannnya. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS Ali ‘Imran [3]: 97)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah melaksanakan haji. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan ibadah ini kepada seluruh hamba-Nya. Namun, dibutuhkan syarat tertentu agar haji mencapai pahala yang sempurna. Salah satunya adalah kemampuan secara fisik, psikis, dan finansial. Kemampuan fisik berarti bahwa kita harus memiliki kesehatan tubuh yang terjaga. Sementara kemampuan psikis diartikam sebagai kesiapan mental dalam melakukan serangkaian ibadah dan proses pendekatan diri pada Allah. Sedangkan kemampuan finansial berhubungan dengan keberadaan materi untuk bisa melaksanakan ibadah haji.
Bagi mereka yang mampu memenuhui persyaratan ini, haji menjadi berhukum wajib satu kali seumur hidup. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang yang sejatinya telah memenuhi seluruh syarat tersebut tapi masih enggan menunaikan haji. Terkait perilaku tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap mereka seperti orang yang mengingkari kewajiban ini. Tentu saja, perilaku tersebut adalah hal yang tidak disenangi oleh Allah. Ketahuilah, sejatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kaya dan Dia sama sekali tidak membutuhkan ibadah apa pun dari hamba-Nya yang merasa terpaksa melakukannya.