Sebagai manusia ada kalanya kita merasa lebih sempurna dibanding dengan orang lain. Hal ini sesungguhnya wajar terjadi mengingat manusia memang sering kali diliputi dengan kekhilafan. Namun, bukan berarti hal ini dapat membuat kita memperlakukan sesama dengan semena-mana. Bukan tanpa alasan, pasalnya merasa diri lebih baik dari orang lain tidak mengandung arti bahwa diri kita memang telah menjadi pribadi yang baik.
Terkait hal ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda,
“Bagaimana caranya supaya aku tahu bahwa aku adalah baik dan aku adalah buruk?” Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab: “Ketika kamu mendengar tetanggamu berkomentar, “kamu orang baik”, maka kamu adalah orang yang baik; dan kalau kamu mendengar mereka berkomentar, “kamu orang buruk”, maka kamu adalah orang yang buruk. (HR. Ibnu Majah)
Hadist di atas menjelaskan tentang cara mengetahui apakah diri kita telah benar-benar menjadi pribadi yang baik atau belum. Rasulullah pernah ditanya oleh salah satu sahabat tentang perkara tersebut. Lantas beliau mengatakan, seseorang benar-benar telah menjadi pribadi yang baik tatkala tetangganyalah yang melontarkan komentar positif tentang dirinya tersebut. Sebaliknya, seseorang dapat diketahui keburukan sifatnya ketika tetangganya pula yang melontarkan komentar serupa.
Hal ini mengisyaratkan bahwa sejatinya bukan diri kitalah yang menentukan tipe kepribadian yang ada dalam jiwa kita. Nilai kita di mata orang lain justru menjadi bukti nyata terkait siapa diri kita sebenarnya. Bukan tanpa sebab, pasalnya tetangga adalah orang lain yang bahkan tidak memiliki ikatan darah sedikit pun dengan kita. Namun, apa bila mereka telah berkomentar baik tentang diri kita itu pertanda bahwa kita memang benar-benar telah menjadi pribadi yang baik.