Dalam kehidupan sehari – hari kita sering kali berjumpa dengan banyak orang. Hal ini mendorong kita untuk dapat memiliki kesempatan membina hubungan dengan sesama. Namun, kemana arah hubungan tersebut tentu saja tergantung pada diri kita sendiri apakah akan membawanya menjadi baik atau justru sia – sia belaka.
Mengikuti anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, sesama umat Muslim hendaknya mampu menjaga tali silaturahmi. Salah satu hal yang dapat mewujudkan tujuan tersebut adalah membiasakan diri berhusnuzan. Husnuzan merupakan sikap yang menuntun kita untuk senantiasa berprasangka baik pada Allah, sesama, dan mahluk hidup lainnya.
Anjuran untuk berhusnuzan menjadi salah satu hal yang sangat utama untuk dilakukan umat Muslim. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Telah menceritakan kepada kami (Bisyr bin Muhammad) telah mengabarkan kepada kami (Abdullah) telah mengabarkan kepada kami (Ma’mar) dari (Hammam bin Munabbih) dari (Abu Hurairah) dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari no. 5604)
Hadist di atas menjelaskan bahwa membiasakan diri bersikap husnuzan mampu mendatangkan banyak manfaat. Tidak hanya jauh dari dusta, kita pun juga dapat terhindar dari sifat saling dengki dan benci antar sesama. Di sisi lain, bersikap husnuzan juga mampu membantu jiwa kita tetap tenang.
Bagaimana tidak? Jiwa yang tenang tentu akan jauh dari rasa resah dan galau. Hal ini kelak berdampak pada kepribadian diri kita yang akan selalu memandang positif setiap keadaan yang dialami. Dengan begitu, diharapkan kondisi ini mampu menambah keharmonisan antar sesama sehingga keretakan hubungan dapat dengan mudah diminimalisir kehadirannya.