Menjadi lebih baik adalah tujuan hidup yang begitu mulia. Bukan tanpa sebab, pasalnya seseorang mungkin saja memiliki beribu alasan untuk bisa melakukan kesalahan. Sementara, bagi mereka yang ingin semakin prima dalam menjalani kehidupan berdampingan dengan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala tentu yang dibutuhkan adalah hidayah. Namun, yang perlu diketahui hidayah tak bisa diciptakan seseorang untuk orang lain.
Sebagaimana dalam Al – Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al – Qasas: 56)
Ayat di atas menjelaskan tentang asal usul datangnya hidayah pada diri seseorang. Tepat sekali, sebagai manusia kita hanya bisa memberikan penjelasan atau arah yang tepat pada orang lain yang ingin menjalani hidup dengan menjadi pribadi lebih baik. Namun, tetap saja sebuah hidayah murni merupakan hasil kerja Allah Subhanahu wa Ta’ala dan gerakan hati pribadi dari orang yang dikehendaki- Nya. Dengan begitu dapat diketahui bahwa sebuah hidayah sejatinya merupakan hal eksklusif yang tak bisa begitu saja didapatkan.
Bukan tanpa alasan, pasalnya seseorang perlu menjadi hamba yang terpilih dari sekian banyak orang yang ada di dunia ini. Dalam kehidupan nyata di dunia tentu kita pernah mendengar atau melihat langsung kisah seseorang yang telah terperosok begitu dalam pada lembah dosa besar bukan? Sayangnya, ia tak juga kunjung berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Itu semua terjadi karena memang ia tak memiliki niat untuk jadi lebih baik sehingga Allah pun tak menggerakkan hatinya. Naudzubillah min zalik.