Mengenal Umar bin Khattab, Khalifah yang Terkenal Sangat Pemberani

Sepeninggalan Abu Bakar Ash Shiddiq, sahabat nabi selanjutnya yang diwasiatkan untuk meneruskan kekhalifahan adalah Umar bin Khattab. Terpilihnya Umar sebagai khalifah bukanlah tanpa sebab. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat berani lagi paling mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Begitu istimewa kepribadiannya hinga Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memberinya gelar Al – Faruq.

Gelar tersebut mendeskripsikan tentang keberanian dalam dirinya yang tak hanya mampu membuat manusia saja bahkan setan dan jin juga sangat takut pada dirinya. Umar bin Khattab yang lahir dari pasangan bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay Al-Quraisy Al-‘Adawy dan Hantimah binti Hasyim bin Al-Muqhirah Al-Makhzumiyah, pada awalnya merupakan salah satu orang yang menentang keberadaan agama Islam.

Hal tersebut bahkan hampir membuatnya berniat membunuh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Namun, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan hidayah padanya melalui doa yang diutarakan oleh Rasulullah. Sebagaimana dalam suatu hadist, beliau diketahui memanjatkan doa yang artinya,

“Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai di antara kedua orang ini, yaitu Umar bin Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.” (HR. Tirmidzi, Thabrani, dan Hakim)

Buah dari doa tersebut akhirnya menggerakkan hati Umar bin Khattab untuk menyatakan masuk agama Islam. Setelah resmi menjadi umat Muslim, Umar mendampingi Rasulullah dalam setiap upaya penyebaran agama Islam dan juga peperangan. Keberanian yang dimilikinya membuat ia tetap bertahan bersama Rasulullah dalam Perang Uhud. Tidak hanya itu, jiwa Umar yang begitu kuat membuat Rasulullah menganggapnya sebagai regenerasi dari dirinya.

Dari Uqbah bin Amir, Nabi bersabda,

“Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin Khatthab orangnya.” (HR. Tirmidzi)

Sementara dalam hadist yang lain,

“Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. (HR Tirmidzi)

Hadist – hadist di atas menjelaskan tentang betapa mumpuninya kepribadian dari seorang Umar bin Khattab. Ia sangat ditakuti dan disegani bukan hanya karena keberaniannya tapi juga kekukuhan imannya dan tak ingin terperdaya oleh dunia. Pada masa pemerintahannya yang bertahan selama kurang lebih 10 tahun 6 bulan, Umar mampu memperluas wilayah Islam hingga ke Mesir, Irak, Syam, dan daerah Persia lainnya. Sayangnya, penaklukan terhadap Persia menjadi alasan mengapa ia harus meregang nyawa.

Suatu saat ketika memimpin sholat Subuh, Umar ditikam oleh seorang Majusi bernama Abu Lu’luah yang memendam dendam terhadap dirinya karena sakit hati atas kekalahan Persia yang kala itu dikenal sebagai negara adidaya. Untuk memuliakan jasanya, Umar bin Khattab dimakamkan di samping Rasulullah dan sahabatnya yakni Abu Bakar Ash Shiddiq. Wafatnya Umar bin Khattab menjadi awal kekhalifahan yang diteruskan oleh Ustman bin Affan.