Kekuatan Ibadah, Langkah Mudah Hindari Keburukan Manusia

Menjadi pribadi yang utama tentu saja merupakan keinginan setiap manusia. Hanya saja, keutamaan yang dipilih di dunia berbeda-beda. Ada yang ingin utama dalam hal jabatan. Ada pula yang menginginkan ketenaran. Di sisi lain, memiliki keutamaan dalam hal materi juga menjadi salah satu hal yang diinginkan oleh hampir kebanyakan manusia.

Namun, keutamaan yang sesungguhnya sejatinya sangat jauh dari segala macam hal demikian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki jawaban yang berbeda terkait penilaian terhadap manusia yang utama. Dari Abu Sa’id Al Kahudri ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Manusia mana yang paling utama?” beliau bersabda,

Seorang laki-laki yang berjihad di jalan Allah.” Para sahabat bertanya, “Lalu siapa lagi?” beliau menjawab, “Seorang mukmin yang berada di suatu lembah, ia beribadah kepada Allah dan menjauhi manusia agar terhindar dari keburukannya.” (HR. Tirmidzi no. 1584)

Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari seorang manusia sesuai dengan syariat Islam. Terkait hal ini, Rasulullah tentu saja merupakan satu-satunya penilai yang paling utama. Menurut beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia yang paling utama adalah mereka yang mampu berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jihad adalah sebaik-baiknya cara membela dan menegakkan agama Allah. Sayangnya, tak semua orang memiliki kemampuan untuk melakukan jihad. Maka dari itu, menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keutamaan seorang manusia dapat dilihat dengan cara lainnya. Tepat sekali, manusia yang utama adalah mereka yang beribadah pada Allah Ta’ala.

Agar mendapatkan keutamaan dalam upayanya beribadah, manusia tersebut juga harus menyeimbangkan diri dalam pergaulan di dunia. Hendaknya, dunia tidak menjadi alasan bagi seorang manusia untuk dengan mudah terjerumus dalam maksiat. Sebaliknya, dunia haruslah menjadi tempat untuk mengumpulkan bekal menuju akhirat kelak. Salah satu caranya adalah dengan menghindari keburukan manusia.

Manusia sendiri sejatinya merupakan godaan bagi manusia lain. Agar mendapatkan keutamaan dari Allah, kita wajib memilah hubungan. Tujuannya tentu saja bukan untuk memutus silaturahmi melainkan menghindari diri dari keburukan yang tak terlihat. Langkah ini memang sangat sulit untuk dilakukan, namun tiada hal yang lebih mudah dikerjakan guna menggapai ridha-Nya Allah.