Berdzikir adalah aktifitas mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perkara ini dapat dilakukan baik dalam bentuk lisan mau pun perbuatan. Keimanan seseorang tentu saja tak berarti apa-apa tanpa adanya amalan ini. Bukan tanpa sebab, pasalnya mengingat Allah adalah bentuk nyata dari cara kita meyakini keberadaan-Nya sekaligus menyertakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap hal yang kita lakukan. Menawarkan banyak keutamaan, kebiasaan berdzikir sendiri sejatinya merupakan pembeda yang kuat.
Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabb-nya dengan orang yang tidak ingat Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Al-Bukhari)
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari aktifitas berdzikir. Rasulullah terkait hal ini memiliki pandangan yang begitu nyata antara mereka yang senantiasa mengingat Allah dengan mereka yang mengabaikan-Nya. Tepat sekali, dzikir diumpamakan sebagai pembeda antara orang yang hidup dengan yang mati. Begitu utamanya amalan ini hingga perbedaan dari yang melakukan dan yang tidak melakukannya amatlah besar.
Ya, seperti yang kita tahu orang yang hidup memiliki nyawa yang dapat ia manfaatkan untuk melakukan berbagai hal. Sementara orang yang mati hanya akan terbujur kaku tanpa bisa berbuat sedikit pun kebaikan. Begitulah gambaran dari perbedaan orang yang senantiasa berdzikir dengan yang tidak melakukannya menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Keberadaan Allah dalam hati mereka begitu amat memengaruhi kehidupan orang tersebut.
Ridha serta segala macam kebaikan dapat menghampiri mereka yang senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara bagi mereka yang enggan melakukannya tampak seperti tubuh yang tak bernyawa. Tak ada kebaikan yang bisa didapatkan dari orang-orang yang jauh dari ingatan akan Allah. Naudzubillah min zalik, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang gemar berdzikir terutama di hari Jum’at mulia yang penuh berkah ini.