Dua Syarat bagi Manusia Agar Dapat Menerima Syafaat di Akhirat

Kehidupan akhirat yang tidak terprediksi membuat kita pun tidak bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasi dan keadaan di sana. Satu hal yang pasti terjadi adalah bahwa semua orang akan terlebih dahulu melalui proses perhitungan amal. Di saat inilah, banyak di antara umat manusia yang akan kebingungan terutama bagi mereka yang tak mampu memanfaatkan kehidupan dunianya untuk memperkaya bekal pahala di akhirat.

Maka dari itu, syafaat adalah satu-satunya penyebab dari alasan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk meringankan beban hamba-Nya. Namun, perlu diketahui bahwa sejatinya hak istimewa ini tidak bisa didapatkan cuma-cuma. Ada syarat tersendiri yang harus terpenuhi oleh mereka yang menginginkan syafaat. Sebagaimana diketahu dalam al-Qur’an bahwasanya Allah berfirman,

Tidak ada yang memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya.” (QS. al-Baqarah: 255)

dan dalam ayat yang lain,

Mereka tidak akan memberi syafaat kecuali bagi orang yang diridhai-Nya.” (QS. al-Anbiya’: 28)

Kedua ayat di atas menjelaskan tentang alasan utama bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan syafaat kepada hamba-Nya. Di ayat pertama, syarat utama seseorang menerima syafaat adalah atas izin Allah semata kepada para pemberi syafaat seperti malaikat, nabi dan rasul, serta alim ulama yang beriman. Sementara pada ayat kedua, syarat bagi kita untuk menerima syafaat adalah ridha atau kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selain dari pada kedua hal tersebut, syafaat tentu saja tidak akan pernah turun bagi siapa pun. Oleh karena itu, guna mendapatkan hak istimewa ini kita dianjurkan untuk dapat memenuhi beberapa kriteria. Hal yang paling utama untuk dapat dilakukan adalah memperkaya amalan saleh atau perbuatan-perbuatan yang mampu mengundang syafaat dari para malaikat, nabi dan rasul, juga orang-orang beriman. Jika modal ini telah kita miliki, Insha Allah syafaat menjadi hak bagi kita untuk bisa mendapatkan kehidupan akhirat yang menenteramkan.