Kekhilafan yang memungkinkan kita berbuat tidak pada tempatnya mungkin saja kerap terjadi. Tidak jarang hal ini juga mampu menjadi pemicu dari datangnya berbagai kerugian. Jika kerugian tersebut terjadi pada diri kita tentu merupakan sebuah teguran dari Allah Ta’ala yang wajib kita perhatikan. Namun, jika pada kenyataannya orang lainlah yang harus menanggung akibatnya tentu saja tidak akan pernah menjadi hal yang dibiarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“…Adapun kedzaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah dzalimnya manusia pada saudaranya yang lain sampai mereka saling memaafkan. (HR. Thoyalisi, Mukhtarul Ahadist)
Hadist di atas menjelaskan tentang bahaya berlaku dzalim pada sesama. Allah Ta’ala menilai bahwa hal tersebut adalah bagian dari perkara yang tidak akan pernah Ia biarkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya berlaku dzalim pada orang lain mampu menimbulkan kerugian bahkan meninggalkan rasa tidak nyaman pada diri mereka. Terhadap orang yang gemar berbuat demikiam, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan memberikan pengampunan.
Tepat sekali, kedzaliman adalah hal yang telah melanggar norma-norma kemanusiaan. Adzab Allah akan selalu mengintai orang-orang tersebut hingga mereka mengakhiri kedzaliman yang dilakukan dan meminta ampunan dari pihak yang dirugikan. Begitulah sejatinya cara Allah Ta’ala mengatur hubungan setiap hamba-Nya. Umat Islam sejatinya merupakan saudara seiman. Maka dari itu, adalah kewajiban bagi kita untuk dapat mencegah terlaksananya kedzaliman guna mencapai kehidupan antar sesama yang rukun dan tenteram.