Pemahaman tentang harta dewasa ini sering kali dimaknai salah. Kebanyakan di antara kita menganggap harta sebagai wujud kekayaan yang terlihat dari berbagai benda atau koleksi bernilai materi. Pada kenyataanya, harta dalam ajaran agama Islam adalah segala hal yang kita konsumsi lalu habis, kita pakai lalu lusuh, dan juga yang kita salurkan manfaatnya pada orang-orang yang berhak menerimanya.
Itulah sejatinya makna utama dari harta yang perlu kita pahami. Bahkan kita dianjurkan untuk dapat membelanjakannya sesuai dengan syariat agama. Bukan tanpa alasan, pasalnya harta juga diyakini dapat berfungsi sebagai jembatan guna meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Zakat itu jembatan Islam”. (HR. Thabrani)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu fungsi harta yang dikiaskan sebagai jembatan. Tepat sekali, harta yang dibelanjakan di jalan Allah Ta’ala dengan cara membayar zakat mewakili salah satu dari fungsi harta yang sebenarnya. Ya, harta yang dibayarkan zakatnya mampu berperan sebagai penghubung atau jalan mudah untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu saja, akan ada banyak hal baik yang bisa kita terima tatkala Allah meridhai kehidupan kita.
Segala hal yang kita lakukan dengan tujuan baik pastinya akan berjalan dengan mudah. Tidak hanya itu, seseorang yang mampu meraih ridha Allah juga akan mendapatkan ketenangan hati yang luar biasa. Bahkan, mereka tak lagi khawatir dengan kehidupan dunia karena meyakini bahwa Allah Ta’ala yang memegang kendali atas hidupnya. Begitulah kebaikan yang diterima oleh mereka yang senantiasa memanfaatkan harta pada jalan yang tepat.