Melakukan perbuatan amal sejatinya merupakan bagian dari sedekah. Tidak jarang, kita membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk menyebarkan kebaikan semata-mata hanya untuk mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Upaya yang besar ini tentu saja membutuhkan pengorbanan.
Maka dari itu, hendaknya kita tidak dengan mudah menyia-nyiakannya dengan melakukan perbuatan yang mampu merusak nilai amal tersebut. Hal ini berbanding lurus dengan anjuran Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan dalam suatu hadist bahwasanya beliau bersabda,
”Jauhkanlah dirimu dari sifat hasad dengki, karena sesungguhnya hasad dengki itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu alasan mengapa nilai amal saleh yang dilakukan seseorang dapat rusak seketika. Perkara tersebut adalah hasad atau dengki. Hasad sendiri merupakan perasaan tidak senang terhadap nikmat yang Allah berikan pada orang lain. Biasanya, orang berhati hasad akan berusaha untuk merusak kebahagiaan yang dirasakan orang lain.
Hal ini tentu saja bukanlah perbuatan yang baik. Pasalnya, merusak kebahagiaan orang karena perasaan dengki dikhawatirkan mampu menimbulkan permusuhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan sangat membenci hamba-Nya yang menjadi dalang dari perselisihan. Terkait hal tersebut, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menjauhkan diri dari hasad dan dengki.
Bukan tanpa alasan, pasalnya dampak dari perbuatan tersebut tentu saja mampu menggugurkan nilai dari amal saleh yang telah dilakukan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengibaratkan gugurnya nilai amal saleh sama seperti api memakan kayu bakar. Ini berarti, pahala dari setiap perbuatan amal yang kita lakukan hilang begitu saja tanpa meninggalkan bekas.