3 Perkara yang Mampu Menyelamatkan Manusia

Manusia secara naluriah adalah mahluk sosial. Ketetapan tersebut membuat manusia dapat dengan mudah berubah sesuai dengan kondisi yang tengah dialaminya. Sehat atau sakit, marah atau tenang, kaya atau miskin, segalanya memengaruhi sifat manusia. Meski pun demikian, hendaknya kaum Muslim dianjurkan untuk dapat tetap pada jalur yang tepat yakni yang selaras dengan ajaran agama Islam. Bukan tanpa sebab, pasalnya beberapa kebaikan disinyalir mampu menjadi sebab mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan hamba-Nya.

Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

Ada 3 hal yang bisa menyelamatkan antara lain: (1) Taqwa kepada Allah dalam sepi maupun ramai, (2) Berkata benar (adil) dalam kondisi ridha maupun marah, (3) Bersikap sederhana dalam keadaan kaya maupun miskin…” (HR. At-Thabrani)

Hadist di atas berisikan tentang ajaran atau anjuran terhadap perkara yang mampu menyelamatkan manusia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya berpesan bahwa sejatinya ada tiga hal yang dapat membuat hidup umat Islam jauh dari kebinasaan. Yang pertama adalah selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan apa pun. Ketakwaan merupakan sebab utama datangnya rahmat Allah. Namun, hendaknya ketakwaan harus berada dalam hati manusia baik saat sendiri maupun terdapat banyak orang di sekitarnya.

Perkara yang kedua adalah tetap adil apa pun perasaan yang melanda baik marah atau pun tenang. Ya, yang satu ini mungkin cukup sulit dilakukan. Bagaimana tidak? Perasaan manusia begitu mudah kecewa sehingga hal tersebut sering kali membuat kita berlaku semena-mena. Namun, bagi mereka yang tetap dapat adil apa pun keadaannya sungguh keselamatan telah berada di hadapannya. Hal ini membuktikan bahwa orang yang mampu adil meski tengah dilanda kerugian memiliki tingkat ketakwaan yang luar biasa.

Sementara itu, hal terakhir yang dapat menyelamatkan seseorang adalah kesederhanaan dalam kondisi apa pun. Tepat sekali, pengalaman hidup dalam keterbatasan sering kali menjadi alasan bagi seseorang untuk bekerja keras agar dapat keluar dari keadaan tersebut. Ketika telah berada dalam kondisi keuangan yang baik, ada yang semakin bersyukur namun ada pula yang berubah seolah membuktikan kekuatannya. Sungguh, mereka yang mampu menahan diri dari sifat ujub akan mendapat keselamatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.