Ketakwaan sejatinya merupakan perkara intim antara hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu tidak ada satu pun manusia yang mampu mengukur ketakwaan manusia lain kecuali Dia. Hal ini berkenaan dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sejatinya Maha Mengetahui. Seseorang, mungkin saja dapat terlihat begitu alim lagi sholeh di hadapan orang lain. Namun, tidak ada yang mengetahui hal apa saja yang pernah mereka tutupi kecuali Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, jika kita ingin memastikan apakah diri ini telah menjalankan aturan Allah dengan benar atau sembarangan maka perlu kita simak hal yang dikatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullah, yakni:
“Perkara yang paling berat itu ada 3, dermawan saat memiliki sedikit harta, meninggalkan hal yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada di dekat orang yang diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya”. (Jami’ Ulum wa Hikam 2/18)
Imam Syafi’i rahimahullah berkata bahwa sejatinya ada 3 perkara dalam hidup yang sangatlah berat. Begitu beratnya hingga siapa saja yang mampu menjaga ketiga perkara tersebut maka dapat terbukti ketakwaannya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perkara pertama adalah dermawan saat memiliki sedikit harta. Berbagi pada sesama dalam keadaan kita yang juga terbatas mungkin bukanlah hal yang mudah. Namun hal tersebut mampu membuktikan cinta kita pada Allah Ta’ala.
Di sisi lain, ketakwaan seseorang juga dapat terbukti ketika ia mampu meninggalkan hal yang haram saat sendirian. Maksiat adalah godaan terberat di kala tidak ada satu orang pun yang melihat. Barang siapa yang mampu menjauhkan diri dari godaan tersebut makan ketakwaannya kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala merupakan perkara yang benar. Perkara yang terakhir yang dapat menunjukan ketakwaan seseorang adalah mengatakan kebenaran dalam kondisi apa pun.
Entah itu pada atasan hingga kerabat kita yang berada dalam kondisi ditakuti kejahatannya atau pun diharapkan kebaikannya, mengatakan hal yang benar adalah suatu kewajiban bagi umat Islam. Mereka yang mampu melakukan perkara tersebut tentu telah terbukti ketakwaannya pada Allah Ta’ala. Bukan tanpa alasan, pasalnya orang-orang ini telah memberanikan diri untuk tetap berada di jalan Allah meski kondisi yang tengah dihadapi akan membuat mereka kesulitan. Semoga Allah melindungi setiap hamba-Nya yang selalu berusaha tetap takwa.