Dunia sejatinya memungkinkan kita untuk berlatih diri demi mencapai kehidupan akhirat yang selamat. Hal inilah yang memang telah secara turun temurun dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya agar dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum hari Akhir. Bukan tanpa sebab, pasalnya menyia-nyiakan kesempatan di dunia sama saja dengan mempermudah langkah kita menuju ke Neraka. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk dapat mengatur dan menahan diri dari segala macam godaan dan maksiat.
Hal tersebut semakin baik dilakukan jika dibersamai dengan tindakan untuk selalu waspada akan tindak tanduk yang berujung pada dosa. Kita sangat dilarang menyepelekan dosa. Sesuai dengan salah satu hadist yang menyatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, dia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR. Bukhari no. 6308)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya memganjurkan untuk tidak bertindak sepele terhadap perbuatan-perbuatan yang berujung dosa. Sudah sepatutnya umat Islam yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu waspada terhadap hal tersebut. Hendaknya kita memandang dosa sebagai hal yang mengerikan yang kapan saja dapat menimpa dan mencelakai kita. Dengan langkah tersebut memungkinkan kita untuk menghindari diri dari perbuatan-perbuatan maksiat yang menjanjikan dosa.
Sebaliknya, orang-orang yang fajir, atau yang kita tahu juga dengan orang jahat yang berperilaku dengan tindakan dosa adalah orang yang sejatinya menyepelekan dosa. Mereka digambarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti orang yang memandang dosa layaknya lalat yang lewat di depan hidungnya. Mereka mengabaikannya begitu saja tanpa takut sedikit pun jika lalat tersebut dapat hinggap di salah satu anggota tubuhnya. Begitulah orang yang menyepelekan dosa. Tak hanya berperilaku seolah tak peduli pada nasib sendiri tapi juga terlihat sombong di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.