Kabar tentang datangnya Dajjal di akhir zaman bukan lagi hal baru yang terdengar di telinga umat Islam. Bagaimana tidak? Segala hal yang ada di dunia hingga dunia pun berakhir sudah tertulis lengkap di dalam Al-Qur’an. Maka dari itu, serangan Dajjal terutama saat dia melemparkan fitnahnya menjadi hal yang wajib diwaspadakan oleh umat Islam. Terkait hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah sangat sering memperingatkan umatnya untuk dapat mempersiapkan diri menghadapi fitnah Dajjal. Namun, sejatinya ada hal yang justru lebih ditakutkan oleh Rasulullah menimpa umatnya dari pada serangan Dajjal. Hal tersebut bahkan tergolong sebagai jenis syirik yang tersamarkan.
Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Maukah kukabarkan kepada kalian mengenai sesuatu yang lebih aku takutkan menyerang kalian daripada al-Masih ad-Dajjal?. Para sahabat menjawab, Mau ya Rasulullah. Beliau berkata, Yaitu syirik yang samar. Tatkala seorang berdiri menunaikan sholat lantas membagus-baguskan sholatnya karena merasa dirinya diperhatikan oleh orang lain.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu ketakutan Rasulullah terhadap hal yang akan menimpa umatnya. Seolah lebih membahayakan dari serangan dan fitnahan Dajjal, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti umatnya untuk dapat waspada pada diri sendiri agar tidak mudah terserang sifat syirik. Yang amat membahayakan, sifat syirik yang dimaksud oleh Rasulullah adalah yang tersamarkan atau tidak terlalu terlihat. Sifat tersebut hadir tatkala seseorang menunaikan sholat dan membagus-baguskannya karena ada orang lain yang sedang memperhatikannya.
Ketahuilah, sejatinya hal tersebut termasuk dalam golongan perbuatan syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana tidak? Ibadah sholat yang seharusnya dilakukan ikhlas semata-mata mengharap rida Allah justru melenceng dan dilakukan hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia. Pada kenyataannya, sholat adalah perintah Allah Ta’ala dan hanya Allah yang berhak menilai sholat hamba-Nya. Meski terdengar ringan dan sepele, perbuatan seperti ini perlu kita waspadai karena dapat menghadirkan dosa setara berbuat syirik. Maka dari itu, hendaknya umat Islam harus mampu meluruskan niat ibadah agar kebaikan yang diterima mendatangkan manfaat di akhirat kelak.