Kekhilafan manusia sering kali menjadi alasan utama dari timbulnya dosa. Bahkan, banyak di antara kita yang berpikir bahwa khilaf merupakan hal yang wajar. Meski benar adanya, namun umat Islam dianjurkan untuk dapat belajar dari kesalahan. Hal ini membantu kita agar dapat melangkah ke depan dan tidak kembali melakukan kesalahan yang sama. Sayangnya, ada beberapa golongan manusia yang justru enggan keluar dari lingkaran dosa. Bahkan, mereka kerap tidak menyadari bahwa aksi yang dilakukannya termasuk dalam perbuatan yang mempersekutukan Allah.
Hal ini sebagaimana tertulis di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang orang yang mempersekutukan Allah,. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar Ruum: 31-32)
Ayat di atas menjelaskan tentang orang-orang yang termasuk dalam golongan yang mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkait hal ini, sejatinya terdapat tanda khas yang sering tidak disadari oleh kebanyakan umat manusia. Ya, orang-orang yang mempersekutukan Allah tidak melulu mereka yang dengan jelas menyembah atau meyakini adanya tuhan selain Allah. Orang yang mempersekutukan Allah adalah mereka yang bertingkah dan memecah belah agama menjadi beberapa golongan. Sering kali tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada dalam golongan mereka. Ketika agama telah terpecah belah, tidak jarang akan timbul syariat atau ajaran-ajaran baru.
Kondisi ini pada akhirnya membuat syariat atau ajaran yang sebenarnya menjadi menyimpang. Dampak inilah yang dinilai sebagai bentuk dari aktivitas mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk dapat menjaga hubungan dengan sesama. Tujuannya adalah agar agama Islam tetap kokoh dan mampu mengusir kemungkinan-kemungkinan orang yang ingin memecah belah agama Islam. Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari perpecahbelahan agama adalah dengan menjaga ketakwaan dan saling mengingatkan pada kebaikan.