Ulul Azmi, Sifat Istimewa Nabi dan Rasul

Nabi dan Rasul sejatinya merupakan orang – orang yang berada dalam golongan istimewa. Hal ini bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, Allah SWT memilih serta memberikan kepercayaan pada mereka untuk menerima wahyu baik yang bertujuan secara pribadi maupun untuk disebarkan pada umat manusia.

Dalam upaya menunaikan tugas mulia tersebut tentu banyak sekali tantangannya. Oleh karena itu, beberapa di antara mereka dikaruniai gelar tinggi yang dikenal juga dengan sebutan Ulul Azmi. Ya, Ulul Azmi merupakan sebuah predikat bagi nabi dan rasul yang memiliki tingkat ketabahan juga kesabaran yang sangat tinggi.

Sifat ini sejatinya begitu utama sehingga tidak semua nabi dan rasul memilikinya. Dari sekian banyak nama, hanya terdapat lima orang dari mereka yang mendapatkan gelar terbaik ini. Kelima nabi dan rasul itu adalah Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan juga tentunya nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimama dalam Al – Qur’an Allah Ta’ala berfirman,

“Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy – Syura: 13)

Menjadi nabi dan rasul Ulul Azmi tidaklah mudah. Bukan tanpa sebab, pasalnya mereka diberikan cobaan yang begitu pedih dalam upaya menyebarkan syariat Allah SWT. Meskipun begitu, kelapangan hati yang dimiliki tidak sama sekali membuat mereka menyerah. Ada ciri khas tersendiri dari para nabi yang memiliki sifat ini.

Tepat sekali, mereka selalu berpegang teguh pada ajaran agama Islam. Meski penuh tantangan, dalam menyebarkan syariat ini mereka tetap sabar dan tabah menghadapinya. Bahkan saat mengalami kesulitan Allah SWT adalah tempat mereka kembali dan tak luput mendoakan kaumnya yang tersesat agar diberi hidayah.