Dewasa ini sering kali kita justru melihat beragam fenomena yang terjadi di luar ekpektasi. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi saat ini tentu kita berharap akan ada banyak kebahagiaan dan kesenangan yang bisa didapatkan. Sebaliknya, hal yang justru terjadi adalah terciptanya rasa was-was yang berakhir pada kesengsaraan.
Bukan tanpa alasan, pasalnya kecanggihan teknologi justru mempermudah diri kita untuk mengambil kesimpulan secara cepat tanpa terlebih dahulu mencari tahu kebenarannya. Tidak jarang, hal ini menimbulkan prasangka-prasangka buruk antara satu orang dengan orang lainnya. Kondisi inilah yang akhirnya membuat kita jadi sulit merasa bahagia.
Pada kenyataannya, kebahagiaan dapat dengan mudah kita rasakan. Bahkan, jika tidak ada peluang kita dianjurkan untuk menciptakan kebahagiaan itu sendiri. Terkait hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah sering kali mengingatkan umatnya betapa beruntungnya menjadi seorang Muslim. Dalam suatu hadist, beliau diketahui pernah bersabda,
“Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya baginya memberikan kebaikan hal ini tidak dimiliki oleh seorangpun melainkan oleh seorang mukmin. Bila mendapatkan harta atau kesuksesan selalu bersyukur maka jadilah itu kebaikan baginya dan bila mendapatkan kesengsaraan dia selalu bersabar dan itupun menjadikan kebaikan baginya.” (HR. Abu Yahya)
Hadist di atas menjelaskan tentang kunci kebahagiaan dari seorang Muslim. Rasa bahagia tidak bisa kita dapatkan kecuali atas kerja sama antara rasa syukur dan sabar. Seorang Muslim akan selalu merasa bahagia apa bila ia bersyukur jika diberkahi oleh Allah harta dan kesuksesan. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk bersabar ketika kesengsaraan tengah menghampiri.
Sesungguhnya kedua hal tersebut adalah kebaikan bagi seorang Muslim. Kebaikan tersebutlah yang akan menimbulkan rasa bahagia ini. Bahkan bukan tidak mungkin, ketenteraman hati dan ketenangan pikiran menjadi dua hal yang turut dirasakan. Begitulah sebaik-baiknya Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan hati seorang Muslim.