Bertetangga mungkin saja menjadi aktifitas yang cukup menantang. Bukan tanpa alasan, pasalnya perbedaan latar belakang dan kurangnya peluang berkomunikasi sering kali membuat hubungan ini justru mampu memicu perselisihan. Memang, bertetangga adalah hal yang susah-susah gampang dilakukan. Ketidak-nyamanan sering kali terjadi bahkan hanya dikarenakan oleh hal yang sejatinya tak perlu dipermasalahkan.
Hal ini akhirnya membuat kita menganggap bahwa tetangga adalah pihak yang sangat menyebalkan. Pada kenyataannya, kita pun tidak sadar siapalah yang lebih dulu memicu pertengkaran. Terkait hal ini, apakah langkah yang bisa kita lakukan untuk dapat tetap menjaga hubungan bertentangga dengan sesama? Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam pernah bersabda,
“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan diantaranya: “Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau keberangkatannya” (HR. Ahmad)
Hadist di atas menjelaskan tetang anjuran Rausulullah kepada umatnya terkait perkara menghadapi tetangga yang menyebalkan. Secara umum, beliau shallallahu ‘alaihi wassallam berpendapat bahwa langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan bersabar. Sabar yang dimaksud pun adalah yang dilakukan semaksimal mungkin tanpa adanya batasan. Jikalau ada, batasan tersebut adalah kematian atau takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memisahkan.
Meski sejatinya hidup berdampingan dengan orang yang menyebalkan tidaklah mengenakkan, namun kebertahanan kita ini mampu menjadi alasan datangnya cinta Allah Ta’ala. Bukan tanpa sebab, pasalnya kita telah berusaha untuk dapat menahan hati agar tidak tersulut emosi pada kelakukan tetangga kita. Upaya ini sangatlah berarti untuk memendam terjadinya perselisihan. Hal ini akhirnya mampu menjadikan kita salah satu orang yang berada pada kelompok yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.