Menenangkan hati yang kalut mungkin saja dapat dilakukan dengan berbagai hal yang kita senangi. Berbincang dengan orang lain, menonton acara hiburan, hingga makan penganan kegemaran adalah beberapa cara yang biasanya kebanyakan orang lakukan. Sayangnya hal tersebut hanya bersifat sementara. Ketika kita tidak lagi melakukan semua hal tersebut, hati yang kalut dapat kembali terasa. Maka dari itu, kita butuh cara pasti untuk mengatasi kegelisahan yang tengah dialami hati ini.
Terkait hal tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala secara langsung memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa bertasbih dan memuji Rabb-nya. Sebagaimana dalam al – Qur’an, Allah berfirman,
“Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang.” (QS. Taha: 130)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu bertasbih, memuji dan mengingat Rabb-nya. Hal ini sejatinya merupakan cara yang diperintahkan Allah untuk mengobati perasaan Nabi yang kala itu tengah dilanda kekalutan hati. Bertasbih dapat dilakukan kapan pun. Namun, waktu utama yang dianjurkan adalah tepat menjelang matahari akan terbit atau pun terbenam.
Tidak yanya itu, perbuatan memuji asma Allah ini juga bisa kita lakukan di saat malam hari yakni ketika melakukan qiyamul lail. Di saat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala turun dan pasti mendengarkan setiap permohonan hamba-Nya. Dengan senantiasa bertasbih dan memohon ampun pada Allah, Allah berjanji akan menghilangkan perasaan kalut dalam hati tiap manusia. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikannya dengan ketenangan hati seperti yang diharapkan oleh hamba-Nya.