Ibadah sunnah dianggap sebagai pelengkap dari ibadah wajib. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan umatnya untuk dapat senantiasa mengamalkan hal tersebut. Bukan tanpa alasan, pasalnya pahala melakukan ibadah sunnah dianggap setara dengan melakukan perbuatan sedekah. Namun, tentu hal tersebut tak bisa didapatkan begitu saja. Layaknya sedekah, ibadah sunnah harus dilakukan dengan hati yang ikhlas tanpa keterpaksaan.
Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah r.a. ia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“(Suatu kali) datang ke rumahku wanita dari Bani Asad. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk kepadaku, lalu bertanya, ‘Siapa ini?’ Aku berujar, ‘Ia seorang wanita yang tidak pernah tidur malam,’ menceritakan shalatnya, maka beliau bersabda, ‘Jangan lakukan itu! Hendaknya kalian melakukan amal-amal sesuai dengan kemampuan kalian; karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan, sampai kalian bosan, dan agama yang paling disukai oleh Allah adalah yang dijalankan secara rutin oleh pelakunya’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang cara yang dianjurkan Rasulullah pada umatnya dalam menjalankan ibadah sunnah. Diikuti dengan kata ‘sunnah’ memiliki arti sebagai ibadah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya namun tidak memiliki hukum wajib. Maka dari itu, bagi siapa saja yang melakukannnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengganjarnya pahala berlimpah. Namun, pahala tersebut tentu hanya bisa didapatkan apa bila kita benar – benar tulus ikhlas menunaikannya karena Allah semata.
Ibadah sunnah yang baik adalah yang dilakukan secara rutin tanpa adanya rasa terpaksa. Sebaliknya, ibadah yang dilakukan dalam jumlah banyak, apa lagi dengan memaksakan diri baik secara fisik maupun mental namun tidak diperhatikan kesempurnaannya tentu tak akan berarti apa – apa di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Memiliki nilai yang sama dengan sedekah, ibadah sunnah juga menuntut kerelaan pelakunya. Itulah mengapa, Allah mengutamakan nilai pahala bagi mereka yang rutin menjalankannya bukan yang tergesa – gesa tanpa melibatkan rasa kedekatan pada Rabb-Nya.