Mengumpulkan pahala dari berbagai amalan saleh menjadi salah satu hal yang dilakukan oleh umat Islam untuk mengumpulkan bekal hari Akhir. Bagaimana tidak? Saat tiba hari kehancuran, maka seluruh amalan manusia akan diperhitungkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, sering kali kebanyakan orang hanya peduli pada upaya yang dilakukan untuk memeroleh pahala saja. Sebaliknya, kebanyakan di antara kita justru lupa pada hal-hal kecil yang tanpa disengaja sejatinya mampu mendatangkan azab dan malapetaka.
Salah satu hal yang terkesan ringan namun mampu mendatangkan azab dan siksaan Allah Ta’ala di akhirat kelak adalah berbangga-bangga dalam berpakaian. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketika seorang laki-laki berjalan dengan menggunakan jubah yang ia kenakan, dan berjalan dengan rasa ta’ajub, lalu ia ditelan (oleh bumi) dan ia akan tetap berguncang-guncang (di dalam perut bumi) hingga datang hari Kiamat.” (HR. Bukhari no. 5343)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu hal yang mampu mendatangkan azab Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat kelak. Perkara tersebut adalah kebiasaan berbangga hati tatkala berpakaian. Sejatinya, kebiasaan buruk yang dimaksud tersebut bukanlah sekedar cara berpakaian saja tapi juga perilaku yang dengan sengaja memamerkan apa saja hal yang dimiliki atau dipakai dengan tujuan untuk membuat orang lain menyadari bahwa diri kita lebih dari pada mereka. Kebiasaan ini tak sekedar terbilang riya’ tapi juga ujub.
Ya, kebiasaan memamerkan apa yang dimiliki tidaklah termasuk dalam perbuatan yang disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain merupakan termasuk perilaku tidak pantas, memamerkan kekayaan juga dapat menyakiti hati orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengazab orang tersebut dengan cara memasukkannya ke perut bumi sembari diguncang-guncangkan hingga hari Kiamat tiba. Naudzubillah min zalik, betapa mengerikannya azab Allah tersebut. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak berfokus pada perbuatan amal saja tapi juga harus memerhatikan diri agar tidak senantiasa menyakiti orang lain dengan kebiasaan ujub.