Tak Sekedar Pelengkap, Ini Makna Kehadiran Anak dalam Keluarga

Kehadiran buah hati dalam hidup pasangan orang tua sering kali mendapat pandangan yang menyimpanh. Tidak jarang, lahirnya anak-anak dalam sebuah keluarga hanya dianggap sebagai pelengkap saja atau bahkan syarat dari kesempurnaan hubungan pernikahan. Pada kenyataannya, makna di balik hadirnya anak dalam keluarga melebihi dari sekedar perkiraan kita. Tak hanya bernilai amanah semata, Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan lahirnya seorang anak agar orang tua dapat memuliakan kehadiran mereka.

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama.” (HR. Ibnu Majah)

Hadist di atas berisikan tentang anjuran bagi orang tua untuk memuliakan buah hati sekaligus mengajari mereka tentang pentingnya tata krama. Memuliakan anak sejatinya adalah tugas orang tua. Kewajiban ini adalah bagian dari upaya menjaga amanah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski pun demikian, orang tua hendaknya tidak salah paham dengan anjuran yang satu ini. Memuliakan anak bukan berarti bahwa kita wajib memanjakan mereka dengan selalu menuruti permintaannya.

Memuliakan buah hati memiliki maksud bahwa orang tua mensyukuri keberadaan mereka. Hal ini tentu saja akan membantu orang tua untuk dapat menunaikan segala kewajiban terhadap anak-anak mereka. Memberikan nama serta panggilan yang baik termasuk dalam salah satu perbuatan memuliakan anak-anak. Tidak hanya itu, memenuhi kebutuhan batin mereka dengan gempuran kasih sayang juga bagian dari aksi tersebut. Perkara-perkara ini dapat membantu terbinanya dengan baik hubungan antara orang tua dan anak.

Jika hubungan keduanya telah tumbuh dengan harmonis, maka langkah untuk membentuk karakter buah hati sesuai syariat Islam dapat dilakukan semakin mudah. Ya, hal ini lantaran anak-anak memiliki rasa percaya yang penuh terhadap kedua orang tua mereka sebagai satu-satunya contoh terbaik di kehidupan mereka. Maka, anak-anak pun akan berupaya melakukan hal yang sama dengan orang tua mereka termasuk juga berbagai kebiasaan yang melibatkan kewajiban terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.