Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita membina hubungan dengan banyak orang. Namun tentu saja tidak semua hubungan dapat memunculkan kenyamanan satu sama lain. Ada kalanya, beberapa orang terlihat lebih egois. Demi mendapatkan hal yang diinginkan akhirnya membuat mereka memutuskan jalan yang menjadikan diri mereka terkesan munafik. Sungguh, tipe orang seperti ini termasuk dalam golongan orang yang jahat.
Hal ini sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Sejahat-jahat manusia adalah yang mempunyai dua wajah, kadang berwajah begini dalam kondisi tertentu, dan dalam kondisi lainnya menampilkan wajah yang lain.” (HR. Bukhari, Muslim)
Munafik adalah sifat yang tidak baik. Demi menarik keuntungan pribadi, orang munafik bisa saja merubah ‘wajah’ mereka dalam sekejap. Di depan seseorang yang diharapkan keuntungannya, ia mampu bersikap baik. Namun, di belakang orang tersebut ia seolah menolak kualitas atau nilai terbaik dalam diri orang tersebut. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci orang-orang dengan sifat seperti ini. Dalam al-Qur’an Allah berfirman yang artinya,
“Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 24)
Sifat munafik hendaknya tidak menjadi bagian dari diri kita. Bukan tanpa alasan, pasalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingati hamba-Nya terkait balasan pedih bagi mereka yang senantiasa memelihara sifat buruk ini. Kemunafikan hanya akan mendatangkan balasan yang pedih. Namun, dikarenakan Allah sangat menyayangi hamba-Nya maka Ia akan mengampuni mereka yang bertaubat dari kemunafikan. Naudzubillah min zalik, semoga kita tetpelihara dari sifat buruk ini.