Sifat ‘Takatsur’, Kekhawatiran Rasululah pada Sebagian Besar Umatnya

Menjalin hubungan dengan banyak orang sejatinya memang menawarkan banyak manfaat. Selain dapat memperluas tali silaturahmi, hal tersebut juga dapat membuka kesempatan baik untuk menjalin kerja sama. Namun, tidak jarang hubungan yang tadinya berawal baik bisa dengan mudah mendatangkan kerugian akibat hadirnya sifat ‘takatsur’. Mungkin, tak banyak yang tahu dengan istilah ini. Sayangnya, telah banyak di antara kita yang terjangkit dengan penyakit hati tersebut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا أَخْشَى عَلَيْكُمُ الْفَقْرَ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمُ التَّكَاثُرَ

Yang aku khawatirkan pada kalian bukanlah kemiskinan, namun yang kukhawatirkan adalah saling berbangganya kalian (dengan harta)” (HR. Ahmad 2: 308)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu alasan mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpan kekhawatiran terhadap sahabat dan umatnya. Kekhawatiran tersebut ia utarakan bukan sebagai bentuk dari datangnya kemiskinan di antara para sahabat dan umat. Sebaliknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir bahwa di antara para sahabat dan umatnya tumbuh sifat ‘takatsur’. ‘Takatsur’ sendiri diketahui merupakan sifat saling berlomba dan berbangga-bangga dengan kemewahan.

Sifat tersebut sangat mudah tumbuh dalam hati seseorang. Yang lebih parahnya, sifat ini dapat menulari orang lain. Ya, berbangga terhadap harta dan benda yang dimiliki sejatinya bukanlah hal yang patut dilakukan umat Islam. Bukan tanpa sebab, pasalnya hal tersebut dapat membuat manusia lalai dan menjauhi ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sifat saling berlomba dalam kemegahan menjadikan manusia sibuk memperkaya harta dan benda tanpa memedulikan siapa sebenarnya yang menurunkan karunia tersebut.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat khawatir jika perasaan ini telah menjangkiti sebagian besar umatnya. Perasaan yang hanya akan menjadikan dunia sebagai tujuan utama saja tanpa menaruh perhatian dengan kehidupan akhirat mereka. Ya, sifat ‘takatsur’ amatlah berbahaya karena membuat seseorang menjadi gemar menumpuk harta dan enggan berbagi pada sesama. Pada kenyataannya, berinfak dan bersedekah menjadi salah satu cara paling ampuh mendapatkan pahala. Naudzubillah min zalik, semoga kita terhindar dari sifat demikian.