Dunia tidak hanya merupakan tempat untuk belajar saja, tapi juga berprestasi bagi manusia. Ada yang bersusah payah bekerja dengan untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan, ada pula yang sekedar ingin memeroleh sekaligus mengumpulkan harta. Sejatinya, segala tujuan tersebut sangat alami untuk dimiliki. Selain dapat menyenangkan hati, tujuan tersebut juga dapat memotivasi diri untuk lebih semangat dalam bekerja. Hanya saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar umatnya tidak terlalu cinta pada dunia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Celakalah budak dinar, dirham, dan qathifah (jenis pakaian berbeludru atau kain tenunan berbulu). Jika diberi, ia rida dan jika tidak diberi, ia tidak rida.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6435]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya berpesan untuk dapat mengontrol perasaan cinta terhadap kehidupan di dunia. Bukan tanpa sebab, pasalnya dunia hanyalah menyediakan kebahagiaan sementara. Seluruh hidup kita akan kita jalani di akhirat kelak yang kekal dan abadi. Maka dari itu, kita harus mewujudkan kehidupan akhirat yang baik. Salah satunya adalah dengan tidak terlalu larut dalam kecintaan terhadap dunia. Perasaan ini dikhawatirkan dapat membuat seseorang lalai terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kecintaan terhadap dunia membuat seseorang betah bekerja terlampau keras namun lupa terhadap kewajiban pada Allah. Kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya pemberi rejeki. Umat Islam diwajibkan untuk lebih dulu memerhatikan waktunya untuk dipergunakan menunaikan perintah Allah. Jika hal tersebut telah dilakukan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan dunia kepada mereka. Oleh karena itu, hendaknya umat Islam tidak terlalu jauh menaruh perasaan terhadap kehidupan dunia yang sementara. Lakukan sekedarnya, bahkan sangat dianjurkan untuk menjalani kehidupan dunia sebagai bekal menuju akhirat.