Sifat merupakan salah satu ciri khas yang membedakan manusia dengan manusia lainnya. Tidak hanya itu, sifat juga mewakilkan cara pandang atau cara berpikir seseorang. Meski sebagian besar sifat seseorang merupakan hal alami yang tertanam dalam diri mereka masing-masing, beberapa kebiasaan terutama yang berlaku dalam keluarga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap sifat seseorang. Salah satu kebiasaan yang cukup menaruh pengaruh besar tersebut adalah kebiasaan mengonsumsi makanan.
Tepat sekali, meski sejatinya makan menjadi kebutuhan setiap manusia namun kita juga perlu memerhatikan dari mana sumber makanan tersebut berasal. Bagaimana tidak? Selain merupakan bagian dari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, memerhatikan sumber makanan adalah cara paling tepat untuk mengendalikan diri kita. Bukan tanpa sebab, pasalnya makanan yang sumbernya tidak diketahui dengan pasti atau bahkan haram dapat membuat orang yang mengonsumsinya terjerumus dalam perbuatan buruk. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an, Allah berfirman,
“Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mu’minun: 51)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya untuk senantiasa mengonsumsi makanan yang baik. Makanan yang baik sejatinya mengandung arti bahwa makanan tersebut tidak hanya sekedar bergizi saja tapi juga didapatkan dengan cara yang halal. Para rasul terdahulu diperintahkan oleh Allah untuk memakan makanan yang baik. Hal ini dapat memengaruhi sikap, sifat, juga perilaku dan pandangan mereka dalam kehidupan. Mengerjakan kebajikan adalah buah dari upaya mengonsumsi makanan yang halal.
Sebaliknya, makanan yang didapatkan dengan cara haram bukanlah jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi umat Islam. Meski mungkin makanan tersebut memenuhi syarat gizi yang dibutuhkan tubuh, namun tetap saja Allah Subhanahu wa T’ala melarang hamba-Nya untuk mengonsumsi makanan tersebut. Bagaimana tidak? Hal ini lantaran cara yang ditempuh untuk mendapatkan makanan tersebut adalah dengan upaya terlarang maka tidak ada satu pun berkah yang Allah turunkan pada rejeki hamba-Nya ini.
Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk memerhatikan perkara yang kerap dianggap sepele ini. Bukan tanpa sebab, pasalnya mengonsumsi makanan yang didapat dengan cara haram bisa memengaruhi keseluruhan sifat dalam diri manusia. Kecerdasan otak dapat menurun akibat terbiasa berpikir untuk mencari peluang dalam melakukan perbuatan yang dilarang agama. Sementara, jika kita terbiasa memerhatikan sumber makanan kita dan memastikannya halal maka Allah akan memudahkan kita mencari rejeki dan memberkahinya jika akan dikonsumsi.