Mengenal Kewajiban Umat Muslim: Menutup Aib Saudara Seiman

Sejatinya manusia merupakan tempatnya khilaf. Beragam hal atau tekanan yang dilalui serta dialami dalam kehidupan membuat kita mengambil langkah yang berbeda pula. Tidak jarang hal inilah yang kerap kali menjadi sumber kesalahan atau kekhilafan tersebut. Kesalahan sendiri mungkin dapat memberikan kesan berbeda bagi setiap orang.

Sayangnya, tidak semua di antara kita dapat benar – benar memakluminya. Padahal, kita pun berkesempatan melakukan hal yang serupa. Oleh karena itu, sebagai Muslim yang baik sudah sepatutnya bagi kita untuk dapat menutup kekhilafan yang mungkin dilakukan orang lain. Jika kita mengetahui aib seseorang adalah suatu kewajiban bagi kita untuk diam dan tidak mengumbarnya.

Hal terssebut bukanlah tanpa alasan. Pasalnya Rasulullah Muhammad SAW selalu menganjurkan umatnya untuk dapat senantiasa menutup keburukan saudara seiman. Sebagaimana sabda beliau:

“Adalah kejahatan bagi seorang Muslim mempermalukan saudara Muslim lainnya.” (HR Muslim)

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

” Muslim yang satu adalah saudara Muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu kesulitan seorang Muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib) – nya pada hari kiamat.” (HR Bukhari)

Dari kedua hadist di atas dapat kita ketahui bahwasanya mengumbar aib orang lain adalah perbuatan yang sangat tercela. Hal ini dapat terlihat dari ganjaran yang mungkin kita terima jika sebaik mungkin dapat  menutupi keburukan yang dimiliki oleh saudara sendiri. Ya, perlindungan di hari kiamat sekaligus tertutupnya aib merupakan hadiah yang Allah berikan bagi mereka yang mampu melakukannya.

Oleh karena itu, sebagai pengikut Rasulullah sudah sepatutnya bagi kita agar dapat melakukan hal yang sebagaimana beliau anjurkan. Menutup aib saudara seiman tak hanya mendatangkan manfaat bagi diri kita sendiri tapi juga tetap terjaganya hubungan yang baik antar sesama. Dengan begitu, kesalahpahaman maupun perselisihan dapat dengan mudah dihindari.