Meminta Maaf dan Memaafkan, Upaya Ringan Perbaiki Hubungan yang Turunkan Ampunan

Hubungan merupakan hal yang sangat riskan memiliki gangguan. Bukan tanpa alasan, pasalnya banyak orang yang memiliki keterkaitan dalam perkara ini. Kesalahpahaman, komunikasi yang tidak lancar, juga perbedaan sikap dan kebiasaan menjadi beberapa sebab dari timbulnya gangguan dalam sebuah hubungan. Meski pun demikian, umat Islam dianjurkan untuk bisa meredam segala bentuk hal yang mampu mendatangkan perselisihan. Oleh karenanya, sikap memaklumi juga memaafkan dalam ajaran Islam memiliki nilai utama bagi kelancaran sebuah hubungan. Tak hanya itu, memaafkan pun bagi orang-orang Mukmin nyatanya dapat memberikan keuntungan yakni berupa ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah pernah berkata,

Jika engkau ingin Allah memberimu ampunan, maafkanlah orang yang berbuat buruk terhadapmu. Sebab, sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan.” (Syarh Kitab al-Kabair, hlm. 106)

Masalah dalam sebuah hubungan bukanlah hal yang dapat dihindari. Bukan tanpa sebab, pasalnya terdapat beragam latar belakang yang membedakan seseorang dengan orang lain. Mulai dari sifat dalam diri pribadi, kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, hingga pandangan terhadap sesuatu hal. Seluruh perkara tersebut sering kali menimbulkan ketidakcocokan atau bahkan kesalahpahaman satu sama lainnya. Tidak jarang, bagi orang-orang yang kurang mampu mengendalikan perasaan, sakit hati mungkin saja menjadi dampak yang cukup buruk dalam hal ini. Pada akhirnya, hubungan dengan sesama mengalami keretakan dan akhirnya menyebabkan perselisihan yang membuat kedekatan orang-orang di dalamnya menjadi renggang.

Namun, sejatinya hal buruk ini dapat dihindari jika ada pihak yang mampu dengan segala ketulusan hatinya meminta maaf atau bahkan memaafkan. Maaf atau memaafkan pada awalnya mungkin saja merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan sering kali manusia terjebak dalam amarah yang tidak mudah diredam. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan peran setan yang memang gemar menumbuhkan amarah dan kesedihan dalam hati seseorang. Namun, orang Mukmin harus mampu melawan godaan setan ini dengan senantiasa meminta maaf atau memaafkan kesalahan. Hal ini bukan hanya dapat membantu hubungan untuk dapat menyelesaikan kesalahpahaman sesegera mungkin saja tapi juga mendatangkan keutamaan.

Orang-orang yang terlebih dahulu meminta maaf dengan tulus atau bahkan memaafkan sebelum diminta sejatinya menjadi salah satu bagian dari golongan yang menerima ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita semua memahami bahwa ampunan Allah bukanlah hal yang mudah didapatkan. Terlebih lagi sebagai manusia kita memiliki sifat khas yang mudah lupa, tentu saja kemungkinan untuk melakukan kembali kesalahan sangat besar. Namun, bukan berarti kita tidak berhak memeroleh ampunan dari Allah Ta’ala. Kita bahkan dapat mempercepat datangnya ampunan tersebut dengan mengoreksi diri dan berusaha untuk kembali memperbaiki hubungan dengan sesama yang terlanjur rusak. Dalam hal ini, meminta maaf dan memaafkan adalah cara terbaik yang juga terbilang paling utama untuk bisa senantiasa memeroleh ampunan Allah Ta’ala.