Memahami Rukun Haji – Tahalul

Haji menjadi ibadah yang amat istimewa. Selain karena berbagai keutamaan yang dapat kita peroleh, keistimewaan tersebut juga tampak dari waktu pelaksanaannya. Haji adalah ibadah yang hanya dapat dilakukan di bulan Dzulhijjah. Pada tanggal 9 hingga 10 Dzulhijjah adalah waktu yang ditetapkan untuk menjalani rangkaian sekaligus menjadi puncak ibadah haji. Setelah berihram dari miqat masing-masing, para jemaah wajib menjalankan wukuf di Arafah. Tak hanya itu, rangkaian ibadah haji masih harus terus dilakukan dengan menunaikan thowaf serta dilanjutkan dengan sa’i. Seluruh hal tersebut sejatinya merupakan rentetan rukun haji yang berarti wajib dilakukan.

Namun, niat ibadah ini akan semakin sempurna jika para jemaah juga turut menunaikan salah satu perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yakni tahalul. Hal ini sebagaimana tertulis di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah berfirman,

“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut…” [Al-Fath/48: 27]

Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya terkait pelaksanaan ibadah haji. Pada ayat tersebut, Allah memerintahkan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencukur rambutnya sebagai bukti dari kebenaran mimpinya yang memasuki Masjidil Haram. Kondisi tersebut diartikan sebagai perintah menunaikan ibadah haji sekaligus mencukur rambut sebagai bagian dari wajib haji. Bercukur biasanya dilakukan pada langkah akhir dari seluruh rangkaian ibadah haji. Selain memang merupakan perintah langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, bercukur atau yang juga disebut dengan tahalul sangat dianjurkan karena diyakini menawarkan keutamaan yang amat luar biasa.

Hal ini sebagaimana diketahui dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma yang berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdo’a,

Ya Allah, rahmatilah orang-orang yang mencukur (gundul) rambutnya.” Mereka berkata, “Dan orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rasulullah?” Beliau berdo’a lagi, “Ya Allah, rahmatilah orang-orang yang mencukur (gundul) rambutnya.” Mereka berkata, “Dan orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rasulullah?” Beliau berdo’a lagi, “Ya Allah, rahmatilah orang-orang yang mencukur (gundul) rambutnya.” Mereka berkata, “Dan orang-orang yang memendekkan rambutnya, wahai Rasulullah?” Beliau berdo’a lagi, “Dan orang-orang yang memendekkan rambutnya.

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu keutamaan dari tahalul. Dalam hadist tersebut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan orang-orang yang menjalani perintah tahalul. Beliau memintakan rahmat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi umatnya yang menjalani perintah ini. Rahmat sendiri sejatinya adalah salah satu bentuk kebaikan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Namun, hal ini tidak bisa didapatkan begitu saja. Dibutuhkan upaya agar Allah bisa menurunkan rahmat-Nya pada kita. Selain berusaha taat, memperbanyak sholawat, rahmat juga bisa turun jika kita menunaikan perintah tahalul ketika berhaji. Melalui rahmat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadikan haji yang kita tunaikan mabrur dan berkah.