Dicabutnya status darurat COVID-19 secara global memungkinkan bagi kita untuk dapat melakukan kegiatan secara normal kembali. Kini, protokol kesehatan telah dilonggarkan. Tempat-tempat umum kembali dibuka. Santap bersama di restoran juga tidak lagi dilarang. Tak jarang, sebagian besar kalangan juga sudah siap berpergian. Kembalinya rutinitas dunia mungkin saja merupakan kabar gembira. Sayangnya, akibat terlalu mementingkan kenyamanan pribadi banyak orang yang melupakan salah satu kewajibannya, yakni berzakat.
Pada kenyataannya, zakat adalah sebab turunnya pahala berkepanjangan pada seorang Muslim. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Al-Qa’nabi–yaitu gurunya Imam Bukhari dan Muslim–berkata, aku sangka itu seperti orang yang shalat malam yang tidak pernah merasakan lelah, dan yang berpuasa yang tidak pernah berhenti berpuasa.” (HR. Bukhari, no. 5353 dan Muslim, no. 2982)
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan menunaikan zakat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya berpesan bahwa barang siapa yang berusaha menghidupi para janda dan orang miskin melalui zakat mereka akan mendapatkan pahala seperti melakukan ibadah tanpa henti-hentinya. Pahala tersebut amatlah utama seperti pahala orang yang melakukan sholat malam tanpa rasa lelah sekaligus berpuasa tanpa pernah berhenti sedikit pun.
Begitu utamanya kebaikan yang bisa didapatkan bagi umat Islam yang rutin mengeluarkan zakat. Pahala tersebut akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa sedikit pun pengecualian. Tentu saja, keutamaan ini bisa kita dapatkan karena telah berusaha menaati perintah Allah sekaligus memedulikan kehidupan orang lain. Maka dari itu, hendknya kita tidak menyia-nyiakan kembalinya keadaan dunia yang normal kembali dengan perbuatan tanpa manfaat. Sebaliknya, keberkahan ini harus disyukuri dengan senantiasa menyebarkan kebaikan pada sesama.